Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Trump Sebut Putin Bersedia Akhiri Konflik dengan Ukraina

Ferdian Ananda Majni
09/2/2025 19:43
Trump Sebut Putin Bersedia Akhiri Konflik dengan Ukraina
Presiden AS Donald Trump.(Dok.Antara/Anadolu)

PRESIDEN terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengadakan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka membahas upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Kepada The New York Post pada Jumat (7/2), Trump menolak untuk menyebutkan berapa kali kedua pemimpin itu telah berbicara tetapi bersikeras bahwa Putin ingin memastikan berakhirnya konflik.

"Ia ingin melihat orang-orang berhenti meninggal," kata Trump seperti dilansir Anadolu, Minggu (9/2/2025).

"Semua orang yang meninggal itu. Orang-orang muda, muda, dan cantik. Mereka seperti anak-anak Anda, jumlahnya dua juta dan tanpa alasan," sebutnya.

Trump menegaskan bahwa perang, yang kini memasuki tahun ketiga, tidak akan pernah terjadi jika ia menjadi presiden pada tahun 2022.

Ia membandingkan pendekatan kebijakan luar negerinya dengan pendahulunya Joe Biden, dengan mengatakan bahwa Biden mempermalukan AS Benar-benar memalukan.

Presiden menyatakan urgensi untuk menyelesaikan perang dan menekankan bahwa ia memiliki rencana konkret untuk mengakhirinya.

"Saya harap ini cepat. Setiap hari orang-orang meninggal. Perang ini sangat buruk di Ukraina. Saya ingin mengakhiri hal terkutuk ini," tambahnya.

Bersama Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz di atas Air Force One, Trump mendesak perundingan diplomatik.

"Mari kita adakan pertemuan-pertemuan ini. Mereka ingin bertemu. Setiap hari orang-orang meninggal. Tentara muda yang tampan terbunuh. Pria-pria muda, seperti putra-putra saya. Di kedua belah pihak. Di seluruh medan perang," ujarnya.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan di Moskow pada Minggu (9/2) bahwa ia tidak dapat mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa komunikasi antara Rusia dan AS dilakukan melalui saluran yang berbeda.

"Tentu saja, dengan latar belakang banyaknya komunikasi ini, saya pribadi mungkin tidak mengetahui sesuatu, tidak menyadari sesuatu. Oleh karena itu, dalam kasus ini, saya tidak dapat membenarkan atau membantahnya," katanya.

Wakil Presiden JD Vance dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Konferensi Keamanan Munich minggu depan.

Trump telah mengusulkan kesepakatan senilai US$500 juta dengan Ukraina untuk mengamankan akses ke mineral dan gas tanah jarang dengan imbalan jaminan keamanan dalam setiap perjanjian perdamaian potensial.

Beralih ke Iran, Trump mengisyaratkan keterbukaan terhadap perjanjian non-nuklir, lebih memilih negosiasi daripada aksi militer.

"Saya ingin kesepakatan dengan Iran tentang non-nuklir. Saya lebih suka itu daripada mengebomnya habis-habisan. Mereka tidak ingin mati. Tidak ada yang ingin mati," sebutnya.

Ia menyarankan kesepakatan semacam itu dapat menghalangi aksi militer Israel.

"Jika kita membuat kesepakatan, Israel tidak akan mengebom mereka," sebutnya.

Namun, ia tetap tidak jelas mengenai rincian negosiasi yang mungkin.

"Di satu sisi, saya tidak suka memberi tahu Anda apa yang akan saya katakan kepada mereka. Anda tahu, itu tidak baik," paparnya. (Fer/P-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya