Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Gencatan Senjata Israel-Hamas Terganggu, Kelompok Sayap Kanan Halangi Kesepakatan

Ferdian Ananda Majni
15/1/2025 17:19
Gencatan Senjata Israel-Hamas Terganggu, Kelompok Sayap Kanan Halangi Kesepakatan
Warga Gaza di tengah serangan Israel(Dok. Instagram Motaz Azaiza)

GENCATAN senjata antara Israel dan Hamas terganggu karena kelompok sayap kanan mengancam akan memblokir kesepakatan tersebut. Negosiasi sudah memasuki tahap akhir, dengan para mediator berharap pembicaraan yang menegangkan ini akan segera menghasilkan kesepakatan.

"Saya yakin kita akan mencapai gencatan senjata," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melansir The Independent, Rabu (15/1)

"Sudah di ambang kehancuran. Lebih dekat dari sebelumnya," tambahnya.

Gencatan senjata ini akan menghasilkan kembalinya sandera Israel dari Gaza dan penarikan penuh militer Israel dari wilayah yang terkepung.

Sementara itu, menteri sayap kanan Israel Ben Gvir mengungkapkan bahwa ia telah berulang kali memblokir kesepakatan gencatan senjata selama tahun lalu dan mendesak menteri keuangan Bezalel Smotrich untuk bergabung dengannya dalam menghentikan perjanjian baru tersebut.

Tahap pertama dari kesepakatan tersebut akan membebaskan 33 sandera, termasuk anak-anak, wanita, pria berusia di atas 50 tahun dan yang terluka dan sakit. Tahap pertama akan berlangsung hingga 60 hari, dengan negosiasi untuk tahap kedua dimulai pada hari ke-16 jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkritik strategi perang Israel dan Hamas telah merekrut anggota baru sebanyak jumlah yang hilang selama perang di Gaza selama setahun.

“Kami telah lama menyampaikan kepada pemerintah Israel bahwa Hamas tidak dapat dikalahkan hanya dengan kampanye militer, bahwa tanpa alternatif yang jelas, rencana pascakonflik dan cakrawala politik yang kredibel bagi Palestina, Hamas, atau sesuatu yang sama menjijikkan dan berbahayanya, akan tumbuh kembali,” kata Blinken dalam pidatonya di Atlantic Council kemarin.

“Setiap kali Israel menyelesaikan operasi militernya dan menarik Hamas, para militan berkumpul kembali dan muncul kembali karena tidak ada lagi yang dapat mengisi kekosongan,” ujarnya.

“Memang, kami menilai bahwa Hamas telah merekrut militan baru sebanyak jumlah yang hilang. Itu adalah resep untuk pemberontakan yang berkepanjangan dan perang yang tak berkesudahan,” pungkas Blinken. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya