Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Iran Yakin Kelompok Perlawanan Baru akan Muncul di Suriah

Wisnu Arto Subari
02/1/2025 21:00
Iran Yakin Kelompok Perlawanan Baru akan Muncul di Suriah
Warga Suriah.(Al Jazeera)

KEPALA Keamanan Iran Ali Akbar Ahmadian mengindikasikan bahwa kelompok perlawanan baru akan muncul di Suriah untuk melawan Israel, menyusul jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad, menurut media pemerintah Iran.

"Dengan pendudukan wilayah Suriah oleh rezim Zionis, perlawanan baru telah lahir yang akan terwujud di tahun-tahun mendatang," ucap Ahmadian, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita IRNA.

Ahmadian menekankan selama pertemuan dengan menteri luar negeri Oman bahwa poros perlawanan anti-Israel yang didukung Iran tetap utuh meskipun Assad jatuh pada 8 Desember 2024.

Bashar Al-Assad, sekutu dekat Teheran, melarikan diri dari Suriah setelah serangan cepat oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyebabkan perebutan Damaskus. 

Pasca-Assad, Israel mengintensifkan serangan udaranya terhadap fasilitas militer Suriah. Tujuannya mencegah aset strategis jatuh ke tangan musuh.

Selain itu, pasukan Israel telah menguasai lokasi strategis dalam zona penyangga yang dipantau PBB di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang awalnya direbut selama perang Arab-Israel tahun 1967.

Tindakan ini telah dicap sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata tahun 1974 oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Iran telah mengutuk keras perampasan tanah oleh Israel di Suriah, menegaskan kembali pendiriannya terhadap tindakan Israel di wilayah tersebut.

Sekutu Teheran, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, telah menghadapi kemunduran yang signifikan dalam konfrontasi baru-baru ini dengan Israel, terutama sejak perang Gaza meletus pada tahun 2023.

Dalam sambutannya, Ahmadian menegaskan kembali pendirian Iran yang tidak berubah mengenai kebijakan nuklirnya bahwa Teheran tidak mengejar senjata atom. 

Hal ini menyusul komentar terbaru Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi yang menyatakan frustrasi internal atas komitmen internasional yang tidak terpenuhi--seperti pencabutan sanksi--telah memicu perdebatan di Teheran tentang potensi perubahan dalam kebijakan nuklir.

Meskipun demikian, Iran tetap bersikukuh bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai dan menyangkal adanya ambisi untuk mengembangkan persenjataan. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya