Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Israel Ungkap Serang Produksi Rudal Iran di Suriah

Wisnu Arto Subari
02/1/2025 20:53
Israel Ungkap Serang Produksi Rudal Iran di Suriah
Warga Suriah.(Al Jazeera)

ISRAEL pada Rabu (1/1) mengungkapkan bahwa mereka berada di balik serangan komando terhadap fasilitas produksi rudal Iran di Suriah beberapa bulan sebelum pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad.

Di bawah Operasi Deep Layer, dilansir dari The Week, unit Shaldag Angkatan Udara Israel (IAF) memasuki Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah (CERS) di Masyaf pada 8 September. Pasukan komando tersebut menghancurkan fasilitas bawah tanah yang digunakan oleh Iran untuk memproduksi rudal bagi Hizbullah.

Lokasi di Maysaf terletak di sebelah barat Hama, lebih dari 200 kilometer di utara Israel. IDF melancarkan serangan udara di lokasi tersebut beberapa kali dalam lima tahun terakhir tetapi mereka tidak dapat menargetkan fasilitas bawah tanah yang digunakan oleh Iran yang mendorong mereka untuk menyerbunya.

Pada 8 September, pasukan komando IAF diturunkan dari helikopter. Setelah itu mereka memasuki fasilitas tersebut usai membunuh beberapa penjaga di pintu masuk. Mereka kemudian mengambil materi intelijen dan menanam bahan peledak di fasilitas bawah tanah tersebut. Pasukan tersebut dapat keluar dari fasilitas tersebut dalam waktu satu jam dan bahan peledak tersebut diledakkan dari jarak jauh.

Menjelang penyerbuan, IDF memastikan keamanan helikopter dengan menargetkan jalan menuju fasilitas tersebut dan menewaskan sedikitnya 14 orang serta melukai 43 orang. Serangan tersebut juga berfungsi sebagai pengalihan untuk menyamarkan kedatangan helikopter.

Laporan mengatakan AS mengetahui operasi tersebut. AS sebelumnya menuduh bahwa CERS mengembangkan gas sarin untuk serangan kimia.

IDF bulan lalu merebut sisi Suriah dari zona penyangga di Dataran Tinggi Golan. Mereka menyebutnya sebagai langkah defensif dan sementara. PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tujuan IDF melindungi perbatasan negara karena perjanjian tahun 1974 dengan rezim Assad runtuh dengan penggulingannya.

Zona penyangga disetujui sesuai dengan Perjanjian Pelepasan antara kedua negara pada 1974 setelah perang Yom Kippur. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya