Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
BENTROKAN bersenjata antara kelompok minoritas Druze dengan suku Badui di Suwayda, Suriah selatan, telah berhenti. Demikian menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah Nour Al-Din Al-Baba.
"Menyusul usaha intensif Kementerian Dalam Negeri untuk mengimplementasikan kesepakatan gencatan senjata dan mengirimkan pasukannya ke wilayah utara dan barat Provinsi Suwayda, milisi suku telah meninggalkan Kota Suwayda dan bentrokan di wilayah kota telah berhenti," menurut pernyataan jubir kementerian, dikutip Syria TV.
Pekan lalu, kelompok Badui bersenjata menyerang sejumlah permukiman Druze di Provinsi Suwayda, sehingga menimbulkan bentrokan dengan pasukan bela diri Druze.
Kementerian Pertahanan Suriah menyatakan bahwa lebih dari 30 orang tewas dan 100 lain terluka dalam bentrokan tersebut, termasuk di antaranya 20 tentara yang mendukung pemerintahan peralihan Suriah.
Kementerian Dalam Negeri Suriah pada Selasa (15/7) menyatakan bahwa Angkatan Darat beserta Kementerian Dalam Negeri Suriah mengerahkan pasukan ke Suwayda untuk membersihkan kota tersebut dari faksi bersenjata ilegal.
Setelah itu, mereka mulai menarik peralatan militer berat dari Suwayda menuju Damaskus serta menyerahkan area permukiman kepada pengawasan pasukan keamanan dalam negeri.
Namun demikian, militer Zionis Israel malah meluncurkan serangan militer terhadap angkatan bersenjata Suriah.
Israel berdalih serangan tersebut dilancarkan demi melindungi komunitas Druze di Suriah yang mereka klaim memiliki ikatan erat dengan kaum Druze di Israel serta hubungan historis yang terjalin di antara mereka. (Sputnik/RIA Novosti-OANA/Ant/I-2)
PRESIDEN sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, mendesak Suku Badui agar sepenuhnya mematuhi kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri bentrokan berdarah dengan kelompok bersenjata Druze.
PEMERINTAH Suriah menyerukan semua pihak di wilayah selatan, khususnya Suwayda, untuk menahan diri di tengah meningkatnya kekerasan di kawasan tersebut.
Mohammed al-Julani berbicara tentang perubahannya selama perjalanan itu. Dari pejuang muda Al-Qaeda dua dekade lalu, ia menjadi komandan pemberontak yang menganut toleransi sektarian.
PASUKAN keamanan Suriah kembali dikerahkan ke Provinsi Suwayda di selatan negara itu untuk meredakan bentrokan antara kelompok Druze dan suku Badui.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved