Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Serangan Natal Rusia: Ukraina Hadapi Pemadaman Listrik dan Ancaman Keamanan Energi

Thalatie K Yani
26/12/2024 08:38
Serangan Natal Rusia: Ukraina Hadapi Pemadaman Listrik dan Ancaman Keamanan Energi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Hari Natal sebagai "pilihan sadar". (Media sosial X)

PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia membuat "pilihan sadar" dengan melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi negaranya pada Hari Natal.

Angkatan udara Ukraina melaporkan mendeteksi 184 misil dan drone, namun banyak di antaranya yang ditembak jatuh atau meleset dari sasaran.

Mereka mengatakan ada korban jiwa akibat serangan tersebut, tetapi tidak memberikan angka pasti.

Moskow mengonfirmasi serangan itu dan mengklaim tujuan mereka telah tercapai.

Serangan tersebut menyebabkan pemadaman listrik di seluruh negeri, termasuk di ibu kota Kyiv, di mana beberapa penduduk berlindung di stasiun metro.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pasukan mereka telah melakukan "serangan besar-besaran" terhadap fasilitas energi "krusial" di Ukraina.

Mereka menambahkan serangan itu berhasil dan semua sasaran tercapai.

Ini merupakan serangan besar ke-13 terhadap sektor energi Ukraina tahun ini, kata perusahaan energi swasta terbesar di negara itu, DTEK.

Menanggapi serangan Rusia terbaru, Presiden AS Joe Biden mengatakan: "Tujuan dari serangan yang keterlaluan ini adalah untuk memutuskan akses rakyat Ukraina terhadap pemanas dan listrik selama musim dingin dan untuk membahayakan keamanan jaringan mereka."

Biden—yang akan digantikan oleh Donald Trump pada 20 Januari—juga meminta Departemen Pertahanan AS untuk terus mengirimkan senjata ke Ukraina.

Pada September, Presiden Zelensky mengatakan 80% infrastruktur energi Ukraina telah hancur oleh bom Rusia.

Menanggapi serangan pada Rabu, Zelensky mengatakan waktu serangan tersebut adalah "pilihan sadar". Dia menyebut serangan itu "tidak manusiawi" dan mengatakan upaya sedang dilakukan memulihkan pasokan listrik secepat mungkin.

"Kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan Ukraina dan tidak akan merusak Natal," tambahnya.

Ini adalah kali kedua Ukraina merayakan Hari Natal pada 25 Desember. Sebelumnya, mereka mengikuti kalender Julian, seperti Rusia, di mana Natal jatuh pada 7 Januari.

Namun, sejumlah besar umat Ortodoks di negara itu tetap merayakan Natal seperti sebelumnya.

Di kota Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, serangan tersebut membuat setengah juta orang tanpa air, listrik, atau pemanas dalam suhu yang sangat dingin, kata kepala wilayah tersebut.

Warga Ukraina di seluruh negeri terbangun dengan suara sirene serangan udara, dan diminta berlindung saat serangan berlangsung pada pagi hari.

Penduduk Kyiv berlindung di stasiun metro, dengan salah satu penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia merasa marah dan takut.

"Tentu saja, saya ingin berada di rumah dan merayakan, tetapi kami harus berlindung karena tinggal di rumah sangat menakutkan," kata Sofiia Lytvynenko.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menggambarkan serangan itu sebagai "teror Natal."

Dia mengatakan sebuah misil Rusia melewati wilayah udara Moldova dan Rumania "yang mengingatkan bahwa Rusia mengancam tidak hanya Ukraina."

Presiden Moldova Maia Sandu mengutuk serangan itu dan mengonfirmasi sebuah misil terdeteksi di wilayah udara negara itu.

Rumania mengatakan mereka tidak mendeteksi misil di wilayah udara mereka.

Di tempat lain, empat orang tewas dan lima lainnya terluka akibat tembakan artileri Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, menurut gubernur sementara wilayah tersebut. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya