Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waduh Google Didenda Rusia US$2.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000

Thalatie K Yani
01/11/2024 05:33
Waduh Google Didenda Rusia US$2.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
Pemerintah Rusia menuntut Google membayar denda lebih dari 2 undecillion rubel karena menolak membuka blokir beberapa saluran pro-Rusia di YouTube.(TASS)

RUSIA menuntut Google untuk membayar denda lebih dari 2 undecilion rubel, setelah menolak membayar denda yang terus bertambah akibat pemblokiran saluran pro-Rusia di YouTube.

Denda yang hampir tak terucapkan ini setara dengan US$20 desillion — atau sekitar US$20 miliar triliun triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui ukuran ekonomi global.

Dengan PDB dunia sekitar US$110 triliun menurut data Dana Moneter Internasional, jumlah ini tampak kecil dibandingkan dengan tuntutan tersebut. Sementara itu, induk perusahaan Google, Alphabet, memiliki nilai pasar sekitar US$2 triliun.

Media negara Rusia, TASS, melaporkan pengadilan Rusia sebelumnya telah memerintahkan Google untuk memulihkan saluran YouTube tersebut — beberapa di antaranya telah diblokir sejak 2022 — atau menghadapi denda yang terus meningkat, dengan jumlah denda yang berlipat ganda setiap minggu.

Ketika ditanya tentang gugatan ini dalam panggilan pers pada Kamis, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengakui dia “bahkan tidak bisa mengucapkan angka ini dengan benar” tetapi menyatakan jumlah fantastis itu “penuh dengan simbolisme.” Google, katanya, “tidak seharusnya membatasi tindakan penyiar kami di platformnya.”

CNN telah menghubungi Google untuk berkomentar. Dalam laporan keuangan kuartalannya yang diterbitkan minggu ini, perusahaan menyebutkan “masalah hukum yang sedang berlangsung” terkait bisnisnya di Rusia.

“Putusan sipil yang termasuk hukuman yang terus bertambah telah dijatuhkan kepada kami terkait dengan sengketa penutupan akun, termasuk akun pihak yang terkena sanksi,” kata Google. “Kami tidak percaya masalah hukum yang sedang berlangsung ini akan berdampak material negatif (pada pendapatan).”

Setelah invasi penuh Rusia ke Ukraina, Google mengurangi operasinya di negara tersebut tetapi tidak sepenuhnya menarik diri, berbeda dengan beberapa perusahaan teknologi Amerika lainnya. Banyak layanannya, termasuk Pencarian dan YouTube, masih tersedia di negara itu.

Beberapa bulan setelah invasi, anak perusahaan Google di Rusia mengajukan kebangkrutan dan menghentikan sebagian besar operasinya setelah pemerintah mengambil alih kendali atas rekening banknya. (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya