Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

PBB Upayakan Jaminan Keselamatan Navigasi di Laut Hitam

Ferdian Ananda Majni
22/10/2024 09:31
PBB Upayakan Jaminan Keselamatan Navigasi di Laut Hitam
Seorang anak melompat di samping senjata artileri swagerak Rusia yang hancur di Lapangan Mykhailivska di pusat Kiev pada 11 Juni 2024, di tengah invasi Rusia di Ukraina.(AFP)

PBB menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan dialog dengan Turki, Ukraina, dan Rusia untuk menjamin kebebasan dan keamanan navigasi di Laut Hitam.

“Walaupun dampak terburuk perang terus dirasakan di komunitas garis depan di Ukraina timur dan selatan, kematian dan kehancuran juga terjadi setiap hari di luar wilayah pertempuran aktif,” kata Miroslav Jenca, asisten sekretaris jenderal PBB untuk Eropa, Asia Tengah dan Amerika, pada sidang Dewan Keamanan PBB.

Dia menekankan meningkatnya jumlah korban jiwa akibat perang terhadap penduduk sipil Ukraina.

"Pada bulan September, setidaknya 208 warga sipil Ukraina tewas dan 1.220 orang terluka, menjadikannya bulan dengan jumlah korban sipil tertinggi tahun ini di Ukraina," jelas Jenca.

Jenca mengutip Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, yang melaporkan bahwa hampir 12.000 warga sipil, termasuk 622 anak-anak, telah terbunuh dan lebih dari 25.000 lainnya terluka sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022.

Menyoroti serangan Rusia terhadap pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, ia mengatakan bahwa PBB terus melanjutkan hubungan dengan Ukraina, Federasi Rusia dan Turki, serta pemangku kepentingan lainnya, dalam mendukung kebebasan dan keselamatan navigasi di Laut Hitam.

Ia juga menyoroti penyiksaan yang dihadapi oleh tawanan perang di Ukraina dan Rusia, dengan menyatakan bahwa 97% tahanan Ukraina dan 50% tahanan Rusia dilaporkan menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan buruk selama penawanan.

“Kami mendesak pihak berwenang di Federasi Rusia, serta Ukraina, untuk mengakhiri praktik ini dan meminta pertanggungjawaban para pelakunya,” pungkasnya.

November akan menandai 1.000 hari sejak dimulainya invasi Rusia, perang yang digambarkan Jenca menyebabkan penderitaan manusia yang mendalam, mengancam stabilitas regional, dan memperburuk perpecahan global. (Anadolu/Fer/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya