Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk operasi perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, memastikan pada Kamis (3/10) bahwa pasukan penjaga perdamaian di Libanon akan melanjutkan misinya.
"Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Libanon) merasa berkewajiban untuk melanjutkan," ujar Lacroix kepada wartawan selama konferensi pers di markas besar PBB di New York.
Lacroix mengungkapkan bahwa ada 10.058 pasukan penjaga perdamaian di Libanon yang merasa berkewajiban menjalankan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pasukan, ujarnya, juga merasa berkewajiban menjaga penduduk Libanon selatan.
Baca juga : Iran Tembakkan 180 Rudal Balistik ke Israel, Biden dan Netanyahu Merespons
Meskipun banyak menghadapi tantangan, kata Lacroix, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui.
"Tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa skenario kedua kalau situasi memburuk sampai ke skenario terburuk yang mungkin terjadi. Diharapkan tidak sampai pada evakuasi sebagian dan total," imbuhnya.
Dia menekankan bahwa akibat pertempuran yang sedang terjadi, sangat sulit untuk menilai dengan pasti keadaan akan berkembang. Mengenai tujuan UNIFIL untuk melindungi warga sipil di Libanon, Lacroix mengatakan pasukan penjaga perdamaian akan melakukan segala daya mereka untuk melindungi penduduk tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Perang lintas batas antara Hizbullah dan Israel mulai terjadi setelah konflik Jalur Gaza, Palestina, meletus Oktober tahun lalu. Pada 23 September tahun ini, Israel mulai melancarkan serangan udara besar-besaran dengan dalih mengincar Hizbullah di seluruh Libanon.
Selain membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan beberapa komandan lain, Israel telah menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menyebabkan puluhan ribu lain mengungsi. (Ant/Z-2)
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
KONFLIK Iran-Israel dapat berdampak sangat negatif terhadap Suriah jika terus meningkat.
ISRAEL melancarkan serangkaian serangan udara di Nabatieh di Libanon selatan pada Kamis malam (3/7).
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pada Sabtu (28/6) bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan.
KETUA DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel.
TENTARA Israel menghadapi tantangan logistik dan mekanis yang semakin besar di tengah perang berkepanjangan di Jalur Gaza, Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved