Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengusaha Israel Teman Netanyahu Tuding Yordania bakal seperti Libanon

Wisnu Arto Subari
03/10/2024 18:40
Pengusaha Israel Teman Netanyahu Tuding Yordania bakal seperti Libanon
Tank Israel.(Al Jazeera)

SEORANG pengusaha Israel yang diyakini dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melontarkan ancaman terselubung kepada Yordania. Ia melontarkan itu saat Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengusulkan kesepakatan damai untuk mengakhiri perang dan menjamin keamanan Israel.

Roni Mizrachi, seorang kontraktor Israel yang terkenal, mengatakan itu kepada stasiun televisi sayap kanan Israel Channel 14, minggu lalu. "Yang kita lihat hari ini di Libanon akan terjadi di Yordania berikutnya," katnya. 

Ia mengeklaim bahwa Teheran dapat memperoleh pengaruh di kerajaan tersebut mirip dengan yang dilakukannya terhadap kelompok-kelompok Libanon seperti Hizbullah.

Baca juga : Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Setuju Gencatan Senjata sebelum Dibom Israel

Hal ini menyusul eskalasi besar-besaran dalam serangan Israel terhadap Libanon selama seminggu terakhir yang menewaskan 1.000 orang dan mengungsi sekitar 1 juta orang. Menteri luar negeri Arab, seperti Ayman Safadi dari Yordania, mengutuk serangan tersebut.

"Saya ingin memberi tahu Anda, mengapa kita semua picik? Karena kita melihat Libanon hari ini, dalam 15 tahun ke depan akan menjadi Yordania, negara berikutnya yang akan menjadi tempat Iran memiliki kepentingan," katanya.

"Oleh karena itu Libanon harus ditangani dengan keras dan kepala ularnya harus dipukul. Iran harus dipukul dengan bom elektromagnetik--bom taktis termasuk bom atom--bukan untuk melukai orang tetapi untuk menyerang fasilitas mereka. Ini mungkin dan kami memiliki kemampuan.

Baca juga : Iran Tembakkan 180 Rudal Balistik ke Israel, Biden dan Netanyahu Merespons

Yordania dan Israel menandatangani perjanjian damai pada 1994. Meskipun hubungan diplomatik mereka terus berlanjut, hubungan menjadi lebih tegang setelah perang Israel yang membabi buta di Jalur Gaza, Palestina, dan Libanon.

Sebagian besar warga negara Yordania berasal dari Palestina dan telah terjadi protes rutin terhadap perang Gaza di luar kedutaan besar Israel di Amman.

Pada 8 September, seorang pengemudi truk Yordania menembaki penjaga keamanan Israel di perbatasan Raja Hussein antara Yordania dan Tepi Barat, menewaskan tiga dari mereka.

Baca juga : Netanyahu Bikin Video Khusus untuk Warga Iran, Apa Katanya?

Sejak saat itu, Israel menewaskan ratusan warga sipil lain di Gaza, melanjutkan serangannya di Tepi Barat, dan melakukan invasi darat ke Libanon selatan.

Segera setelah Mizrachi memberikan komentarnya mengenai Yordania, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan pada konferensi pers di sela-sela Sidang Umum PBB bahwa negara-negara Arab dan Muslim akan menjamin keamanan Israel jika setuju mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza berdasarkan perbatasan pada 1967.

"Perdana menteri Israel datang ke sini hari ini dan mengatakan bahwa Israel dikelilingi oleh mereka yang ingin menghancurkannya. Kami di sini--anggota komite Muslim-Arab yang diamanatkan oleh 57 negara Arab dan Muslim--dan saya dapat memberi tahu Anda dengan sangat tegas, kami semua bersedia menjamin keamanan Israel dalam konteks Israel mengakhiri pendudukan dan mengizinkan munculnya negara Palestina," kata Safadi.

Baca juga : Belasan Ribu Warga Suriah Tinggalkan Libanon untuk Pulang

Ia menuduh Netanyahu sengaja menciptakan bahaya bagi Israel karena ia menentang solusi dua negara. "Bisakah Anda bertanya kepada pejabat Israel apa tujuan akhir mereka, selain hanya perang dan perang dan perang?" tanyanya.

Israel, dalam seminggu terakhir, telah membawa perangnya di Gaza ke Libanon. Ia menolak untuk menyetujui gencatan senjata di kedua front.

Lebih dari 41.500 orang telah tewas di Gaza sejak Oktober lalu. Sementara 700 orang telah tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Libanon di tengah kekhawatiran akan perang regional. (New Arab/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya