Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pakar PBB Kutuk Israel atas Kematian Dokter Ketiga dalam Tahanan

Wisnu Arto Subari
26/9/2024 08:00
Pakar PBB Kutuk Israel atas Kematian Dokter Ketiga dalam Tahanan
Dokter di Jalur Gaza.(Dok Al-Jazeera)

PAKAR Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/9) mengutuk Israel atas kematian dokter ketiga dari Jalur Gaza saat berada dalam tahanan Zionis. Ia menyerukan kembali perlindungan bagi pekerja kesehatan di wilayah Palestina yang diduduki.

"Menjelang peringatan satu tahun genosida, saya terus terkejut dengan pengabaian terang-terangan Israel terhadap hak atas kesehatan di Gaza dan wilayah pendudukan lain," kata Tlaleng Mofokeng, Pelapor Khusus PBB tentang hak atas kesehatan, dalam suatu pernyataan.

"Dokter Ziad Eldalou menjadi dokter ketiga yang tewas saat berada dalam tahanan Israel sejak 7 Oktober 2023." ujar dia. Eldalou ialah dokter penyakit dalam di Kompleks Medis Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza.

Baca juga : Hizbullah Tunjuk Komandan Baru Pengganti Aqil yang Dibunuh Israel

Dokter itu ditahan bersama petugas kesehatan lain saat sedang bertugas di Rumah Sakit Al-Shifa pada 18 Maret di tengah penyerbuan Tentara Israel. Dia dilaporkan meninggal dunia pada 21 Maret saat berada di tahanan.

Eldalou termasuk salah satu dari lebih dari 885 pekerja kesehatan yang dilaporkan tewas di Gaza dan Tepi Barat sejak Oktober lalu. Ia menambahkan bahwa lebih banyak lagi perawat, paramedis, dokter, dan personel medis lain yang terluka.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan 1.043 serangan terhadap pusat kesehatan di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur sejak 7 Oktober.

Baca juga : Sekjen PBB: Dunia belum Lakukan Banyak Hal untuk Gaza

"Israel harus berhenti menghancurkan dan menghalangi fungsi system kesehatan yang sudah terbatas di Palestina, dengan melindungi para pekerja layanan kesehatan," katanya.

"Praktik kedokteran tidak pernah menjadi kejahatan selama konflik tetapi pembunuhan yang disengaja terhadap para pekerja layanan kesehatan merupakan kejahatan," kata pakar tersebut.

Pelapor khusus tersebut menambahkan bahwa menjadikan petugas dan fasilitas kesehatan target adalah melanggar hak dasar individu untuk mengakses layanan perawatan kesehatan penting, masalah yang sangat penting selama masa konflik, dan dapat merupakan kejahatan perang. 

Menurut WHO, setidaknya ada 128 petugas layanan kesehatan masih berada dalam tahanan setelah ditahan sewenang-wenang oleh pasukan Israel saat bertugas. 

Mofokeng menuntut pembebasan segera semua petugas layanan kesehatan yang ditahan secara sewenang-wenang di Israel dan Wilayah Palestina yang Diduduki dan meminta investigasi yang mendesak, independen, dan tidak memihak, serta pertanggungjawaban mereka yang telah menahan dan membunuh mereka secara tidak sah. Ia telah berkomunikasi dengan pemerintah Israel mengenai masalah ini. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya