Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
SEKRETARIS Jenderal PBB Antonio Guterres menyoroti ketimpangan global dan urgensi reformasi lembaga-lembaga seperti Dewan Keamanan PBB dan sistem keuangan. Dengan begitu, organisasi ini mampu menghentikan kebiadaban Israel di Timur Tengah.
"Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dirancang oleh para pemenang Perang Dunia Kedua. Sebagian besar Afrika masih berada di bawah kekuasaan kolonial," katanya, seraya mencatat bahwa Afrika masih belum memiliki kursi tetap, dilansir Anadolu, Rabu (25/9).
Ia menyatakan bahwa mereka yang memiliki kekuasaan politik dan ekonomi, dan mereka yang percaya bahwa mereka memiliki kekuasaan, selalu enggan untuk berubah. Guterres memperingatkan bahwa tanpa reformasi, fragmentasi tidak dapat dihindari, dan lembaga-lembaga global akan menjadi kurang sah, kurang kredibel, dan kurang efektif.
Baca juga : Sekjen PBB: Dunia belum Lakukan Banyak Hal untuk Gaza
Dia menunjuk pada dua ancaman eksistensial berupa perubahan iklim dan kecerdasan buatan (AI). "Kita sedang mengalami krisis iklim," katanya, sambil menekankan bahwa masyarakat termiskin adalah yang paling terkena dampaknya.
Memberikan peringatan tentang risiko AI yang menciptakan perpecahan global, jika tidak dikelola dengan baik, Guterres mengatakan peningkatan pesat teknologi baru menimbulkan risiko eksistensial lain yang tidak dapat diprediksi.
"Masyarakat dunia mengharapkan kita," katanya, seraya mendesak negara-negara untuk mengejar keadilan, akuntabilitas, dan reformasi guna mengarahkan dunia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga : Sekjen PBB Sebut Komunitas Internasional belum Cukup Berbuat untuk Jalur Gaza
Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang mengatakan bahwa debat umum adalah salah satu platform yang paling inklusif, representatif, dan berwibawa di dunia dan urgensi tugas kita tidak dapat dilebih-lebihkan.
Yang menekankan bahwa kemajuan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan masih jauh tertinggal, krisis iklim tidak lagi menjadi ancaman yang jauh dan konflik membentang dari Timur Tengah hingga Ukraina, dari Haiti hingga Sudan.
Menekankan situasi di Gaza, Yang meminta semua pihak untuk mematuhi hukum internasional. "Sesungguhnya, hanya solusi dua negara yang dapat mengakhiri siklus kekerasan dan ketidakstabilan, serta menjamin perdamaian, keamanan, dan martabat bagi warga Palestina dan Israel," katanya.
Ia mencatat kebutuhan mendesak untuk mereformasi arsitektur keuangan internasional, sekaligus menunjukkan kesenjangan digital yang makin lebar. "Kita bukan sekadar penonton terhadap krisis ini, dan kita juga tidak tidak berdaya untuk bertindak," imbuh Yang. (I-2)
ANGKATAN bersenjata Israel kemungkinan akan masuk dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendatang terkait kekerasan seksual.
Dalam surat DPR dengan perihal Seruan Mendesak untuk Tindakan Segera Guna Mengakhiri Bencana Kemanusiaan di Jalur Gaza mencakup enam poin desakan ke PBB.
SEKRETARIS Jenderal PBB disebut sangat khawatir dengan keputusan Israel untuk menguasai Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen atas insiden penembakan warga Palestina saat antre bantuan di Gaza. Israel membantah terlibat.
Anak-anak Palestina di Jalur Gaza akan kehilangan akses pendidikannya selama tiga tahun beruntun akibat blokade dan agresi Zionis Israel yang hingga kini masih terjadi.
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
Tidak ada lagi bangunan yang tersisa di bagian selatan wilayah tersebut setelah Israel menyetujui rencana pendudukan Gaza pada awal bulan ini.
ISRAEL menghadapi gelombang kecaman internasional setelah serangkaian serangan di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza selatan, pada Senin (25/8).
Hingga kini, serangan militer Israel di Gaza masih berlangsung di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Serangan Israel ke spot tangga di RS Nasser, Gaza, Senin (25/8/2025) totalnya menewaskan 20 orang, termasuk 5 jurnalis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved