Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
JURU bicara Badan Pengungsi PBB Matthew Saltmarsh mengatakan jumlah korban jiwa warga sipil terus meningkat akibat serangan brutal Israel di Libanon.
"Puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka kemarin dan semalam. Jumlahnya terus bertambah," kata Saltmarsh kepada wartawan di Jenewa.
Diketahui, setidaknya 492 orang tewas dan lebih dari 1.600 lain terluka dalam serangan udara Israel yang intens di Libanon selatan dan timur pada Senin (23/9).
Baca juga : Israel Vs Hizbullah, Kanada Imbau Warganya Pulang dari Libanon
Israel memperluas serangannya di negara tersebut setelah memperingatkan warga Libanon untuk menjauh dari sasaran kelompok Hizbullah.
Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan beberapa perempuan, anak-anak, dan paramedis termasuk di antara korban jiwa.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan puluhan serangan udara di Libanon selatan pada Senin (23/9). Ini merupakan serangan terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga : Israel Serang Selatan dan Timur Libanon, Korban Tewas Bertambah
Pemogokan dilaporkan terjadi di beberapa kota dan desa di wilayah selatan, termasuk di distrik Sidon, Nabatieh, dan Tirus.
Lalu lintas padat dilaporkan terjadi di semua jalan yang mengarah dari selatan menuju Beirut, karena orang-orang meninggalkan daerah yang menjadi target serangan tersebut.
Dalam pernyataan pada Senin, (23/9) Menteri Dalam Negeri Bassam al-Mawlawi memerintahkan kota-kota di beberapa daerah, termasuk Lembah Bekaa di timur, Tripoli di utara, serta Beirut dan sekitarnya untuk membuka sekolah dan mengubahnya menjadi tempat penampungan untuk melindungi anak-anak dan menerima mereka sebagai pengungsi.
Baca juga : Serangan Udara Israel tidak Berhenti pada Senin, Penduduk Libanon Selatan Mengungsi
Sementara itu, rudal jatuh di distrik Byblos Jbeil di Gunung Libanon, lebih dari 100 kilometer dari perbatasan dengan Israel, menurut media lokal, untuk pertama kali sejak pertempuran Israel-Hizbullah pecah Oktober lalu.
Rudal tersebut jatuh di daerah pegunungan tak berpenghuni antara kota Almat dan Ehmej tanpa menimbulkan korban jiwa, lapor Kantor Berita Nasional Libanon.
Sumber rudal tersebut tidak teridentifikasi. Namun serangan itu terjadi di tengah serangan udara besar-besaran Israel di Libanon selatan dan timur, dari kota Hermel di timur laut, ke selatan menuju lembah Bouday, Shamstar dan Wadi Umm Ali.
Hizbullah, pada bagiannya, mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan lusinan roket ke berbagai lokasi militer di Israel utara, termasuk markas cadangan Komando Utara, pangkalan cadangan Divisi Galilea, dan gudang logistiknya di pangkalan Amiad, serta pangkalan Rafael, kompleks industri militer di daerah Zvulun di utara Haifa. (Al Jazeera/Z-2)
Dalam situasi yang memprihatinkan dunia itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan Israel akan melancarkan perang skala penuh terhadap Hizbullah pro Iran di Libanon.
Bangsa Arab juga menolak skenario Israel untuk Gaza pascaperang tanpa rencana yang masuk akal bagi berdirinya negara Palestina.
Berlin menegaskan bahwa eskalasi lebih lanjut bukanlah hal yang tak terelakkan dan mendesak resolusi diplomatik.
Netanyahu berjanji untuk melakukan apa pun yang diperlukan guna memulihkan keamanan di wilayah utara negara tersebut.
HIZBULLAH memasuki pertempuran terbuka dengan Israel setelah melancarkan serangkaian serangan roket di bagian utara negara tersebut.
WAKIL Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Kassem, menyatakan Hizbullah sekarang memasuki fase baru dengan pertempuran terbuka melawan Israel.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved