Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PENDUDUK di Libanon selatan mulai mengungsi ke utara dalam gelombang pengungsian baru ketika pesawat tempur Israel menyerang sebagian besar wilayah selatan negara tersebut. Serangan udara Israel kali ini ialah yang paling intens, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya, termasuk perempuan, anak-anak dan paramedis.
Jalan-jalan menuju Libanon selatan macet karena orang-orang melarikan diri dari pengeboman Israel. Daerah yang telah berfungsi sebagai zona aman bagi para pengungsi sejak tahun lalu kini berada dalam jangkauan militer Israel.
"Serangan udara telah mencapai kami di pinggiran Tirus. Ada serangan hanya 100 meter di belakang pusat pengungsian, ada tiga orang," kata Bilal Kashmar, koordinator pusat pengungsian di selatan kota Tyre.
Baca juga : Anak, Perempuan, Petugas Medis Tewas dalam Serangan Israel di Libanon
Dia menunjukkan video kepulan asap membubung tepat di seberang jalan dari tempat penampungan yang menampung ratusan keluarga. "Para pengungsi sudah tidak lagi datang kepada kami. Mereka yang ingin mengungsi sudah meninggalkan wilayah selatan sepenuhnya," sebut Kashmar.
Tirus telah menjadi tuan rumah bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran. Kota tersebut sebagian besar terhindar dari serangan udara hingga saat ini. Sebelum pertempuran pada Senin, sekitar 110.000 orang mengungsi dari Libanon selatan.
"Serangan udara tidak berhenti. Masyarakat ketakutan," kata Hassan Dabouk, ketua Persatuan Ban Kota.
Baca juga : Lebih dari 100 Tewas Sehari dalam Serangan Israel di Libanon
Video tentang bangunan yang runtuh, bom yang jatuh dari langit dan ledakan yang mengguncang tangan juru kamera beredar di media sosial ketika orang-orang mencoba melacak sejauh mana kampanye pemboman Israel.
Dalam salah satu video, seorang pengemudi merekam asap memenuhi udara di jalan di depannya setelah terjadi mogok kerja. "Berhenti, berhenti, berhenti!" Salah satu penumpang berteriak saat video dipotong.
"Hal penting yang perlu diperhatikan ialah jalanan tidak aman. Ada pengeboman dari tempat kami berada di Tirus sampai ke Saida. Kita perlu berpikir sebelum mereka pergi dalam situasi ini," kata Dabouk.
Baca juga : Pemimpin Dunia Cegah Perang Meluas, Hizbullah Siap Hadapi Israel
Mereka yang memiliki orang-orang terkasih di wilayah selatan mengajukan permohonan publik untuk meminta apartemen atau kamar kosong yang mungkin menampung anggota keluarga mereka yang melarikan diri dari serangan udara Israel.
Inisiatif spontan untuk menyediakan perumahan muncul dengan individu-individu yang menyerukan ketersediaan kamar dan hostel yang menawarkan potongan harga bagi para pengungsi. "Saat ini kami sedang mengumpulkan data dari orang-orang yang memiliki koneksi di wilayah aman, di wilayah Druze dan Kristen," kata Faten Jebai, seorang jurnalis dari Libanon selatan.
Jebai mendesak mereka yang tidak memiliki tempat tinggal untuk menghubunginya, karena dia dan relawan lain bekerja untuk menghubungkan mereka yang kehilangan tempat tinggal dan akan membuka rumah atau menyewa rumah dengan harga murah.
"Lebih dari 80 anggota keluarga saya sekarang meninggalkan wilayah selatan. Jadi saya tidak hanya mencari mereka, tetapi juga teman-teman saya dan teman-teman keluarga saya," pungkas Jebai. (The Guardian/Z-2)
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pada Sabtu (28/6) bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan.
BEBERAPA jet tempur Israel melancarkan serangan udara di wilayah pinggiran selatan Beirut pada Kamis (5/6) malam. Kantor berita resmi Libanon melaporkan itu.
MILITER Israel mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 50 target musuh di seluruh Libanon selama bulan lalu, meskipun gencatan senjata disepakati pada November.
TENTARA Israel melukai tiga orang di kota Kfarkela di Libanon Selatan pada Jumat (7/3). Tindakan ini merupakan pelanggaran terbaru terhadap kesepakatan gencatan senjata.
IBU kota Libanon sedang mempersiapkan pemakaman para pemimpin perlawanan, Sayyed Hassan Nasrallah dan wakilnya Sayyed Hashim Safieddine, hampir lima bulan setelah mereka dibunuh Israel.
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, memperingatkan Israel atas berbagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata.
PEMERINTAH Libanon sedang bersiap mengerahkan tentaranya ke wilayah selatan setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku.
IRAN menyambut baik gencatan senjata antara kelompok Hizbullah Libanon dan Israel yang mulai berlaku pada Rabu (27/11) pagi.
PARA pemimpin dunia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Libanon pada Selasa (26//11).
SEORANG pejabat senior Israel mengatakan kabinet Israel akan bertemu pada Selasa (26/11) untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.
MEDIA pemerintah Libanon mengatakan bahwa tank-tank Israel telah meluncur ke pinggiran wilayah Khiam.
HIZBULLAH mengumumkan wakil sekretaris jenderal kelompok tersebut akan menjadi pimpinan barunya. Naim Qassem menggantikan pemimpin lama Hassan Nasrallah yang tewas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved