Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Serangan Udara Israel tidak Berhenti pada Senin, Penduduk Libanon Selatan Mengungsi

Ferdian Ananda Majni
23/9/2024 20:00
Serangan Udara Israel tidak Berhenti pada Senin, Penduduk Libanon Selatan Mengungsi
Hizbullah.(Dok Al-Jazeera)

PENDUDUK di Libanon selatan mulai mengungsi ke utara dalam gelombang pengungsian baru ketika pesawat tempur Israel menyerang sebagian besar wilayah selatan negara tersebut. Serangan udara Israel kali ini ialah yang paling intens, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 400 lainnya, termasuk perempuan, anak-anak dan paramedis.

Jalan-jalan menuju Libanon selatan macet karena orang-orang melarikan diri dari pengeboman Israel. Daerah yang telah berfungsi sebagai zona aman bagi para pengungsi sejak tahun lalu kini berada dalam jangkauan militer Israel.

"Serangan udara telah mencapai kami di pinggiran Tirus. Ada serangan hanya 100 meter di belakang pusat pengungsian, ada tiga orang," kata Bilal Kashmar, koordinator pusat pengungsian di selatan kota Tyre.

Baca juga : Anak, Perempuan, Petugas Medis Tewas dalam Serangan Israel di Libanon

Dia menunjukkan video kepulan asap membubung tepat di seberang jalan dari tempat penampungan yang menampung ratusan keluarga. "Para pengungsi sudah tidak lagi datang kepada kami. Mereka yang ingin mengungsi sudah meninggalkan wilayah selatan sepenuhnya," sebut Kashmar.

Tirus telah menjadi tuan rumah bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran. Kota tersebut sebagian besar terhindar dari serangan udara hingga saat ini. Sebelum pertempuran pada Senin, sekitar 110.000 orang mengungsi dari Libanon selatan.

"Serangan udara tidak berhenti. Masyarakat ketakutan," kata Hassan Dabouk, ketua Persatuan Ban Kota.

Baca juga : Lebih dari 100 Tewas Sehari dalam Serangan Israel di Libanon

Video tentang bangunan yang runtuh, bom yang jatuh dari langit dan ledakan yang mengguncang tangan juru kamera beredar di media sosial ketika orang-orang mencoba melacak sejauh mana kampanye pemboman Israel.

Dalam salah satu video, seorang pengemudi merekam asap memenuhi udara di jalan di depannya setelah terjadi mogok kerja. "Berhenti, berhenti, berhenti!" Salah satu penumpang berteriak saat video dipotong.

"Hal penting yang perlu diperhatikan ialah jalanan tidak aman. Ada pengeboman dari tempat kami berada di Tirus sampai ke Saida. Kita perlu berpikir sebelum mereka pergi dalam situasi ini," kata Dabouk.

Baca juga : Pemimpin Dunia Cegah Perang Meluas, Hizbullah Siap Hadapi Israel

Mereka yang memiliki orang-orang terkasih di wilayah selatan mengajukan permohonan publik untuk meminta apartemen atau kamar kosong yang mungkin menampung anggota keluarga mereka yang melarikan diri dari serangan udara Israel.

Inisiatif spontan untuk menyediakan perumahan muncul dengan individu-individu yang menyerukan ketersediaan kamar dan hostel yang menawarkan potongan harga bagi para pengungsi. "Saat ini kami sedang mengumpulkan data dari orang-orang yang memiliki koneksi di wilayah aman, di wilayah Druze dan Kristen," kata Faten Jebai, seorang jurnalis dari Libanon selatan.

Jebai mendesak mereka yang tidak memiliki tempat tinggal untuk menghubunginya, karena dia dan relawan lain bekerja untuk menghubungkan mereka yang kehilangan tempat tinggal dan akan membuka rumah atau menyewa rumah dengan harga murah.

"Lebih dari 80 anggota keluarga saya sekarang meninggalkan wilayah selatan. Jadi saya tidak hanya mencari mereka, tetapi juga teman-teman saya dan teman-teman keluarga saya," pungkas Jebai. (The Guardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik