Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENJAJAHAN Israel terhadap Palestina telah berlangsung lama. Indonesia sejak awal mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajah Israel. Namun hingga kini penjajahan Israel terus berlangsung dan tampak semakin parah.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel dengan ratusan militan menyusup ke komunitas-komunitas di dekat Jalur Gaza. Serangan tersebut mengakibatkan sekitar 1.200 kematian dan lebih dari 250 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera, menurut laporan Israel.
Sebagai balasan, serangan udara dan artileri Israel menewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikendalikan oleh Hamas. Hingga saat ini, konflik tersebut masih belum terselesaikan.
Baca juga : Netanyahu Setuju Perundingan lagi, Lima Warga Gaza Tewas dalam Bantuan Makanan
Karena itu, mari kita cermati kisah awal penjajahan Israel terhadap Palestina (Palestina-Israel) sejak awal. Linimasa dilansir dari Newsx.
Pada 1948, setelah gagal menyelesaikan ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut, Inggris menarik diri. Para pemimpin Yahudi mendeklarasikan berdirinya Negara Israel. Negara tersebut dimaksudkan untuk menyediakan tempat berlindung yang aman bagi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan dan dijadikan sebagai tanah air nasional mereka.
Ketegangan antara milisi Yahudi dan Arab telah meningkat selama berbulan-bulan. Sehari setelah kemerdekaan Israel dideklarasikan, lima negara Arab menyerang. Selama konflik ini, ratusan ribu warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka dalam apa yang mereka sebut sebagai Al-Nakba yang berarti Bencana.
Baca juga : Palestina Masih Membara, Ini Rangkuman Peristiwa Kekerasan Selama Sepekan
Pada saat gencatan senjata dicapai tahun berikutnya, Israel menguasai sebagian besar wilayah tersebut. Yordania menduduki Tepi Barat dan Mesir menguasai Gaza. Jerusalem dibagi dengan pasukan Israel di barat dan pasukan Yordania di timur. Tidak ada perjanjian damai yang langgeng menyebabkan perang lebih lanjut dan konflik yang berkelanjutan selama beberapa dekade berikutnya.
Konflik Israel-Palestina, yang sering disebut sebagai konflik paling sulit di dunia, berakar pada pertikaian atas tanah yang diklaim oleh orang Yahudi sebagai hak asasi mereka yang tercantum dalam Alkitab dan oleh warga Palestina yang ingin menentukan nasib sendiri. Meskipun banyak upaya untuk mengakhiri konflik, tidak ada penyelesaian damai yang dicapai.
Pada 1897, orang-orang Yahudi memulai gerakan yang disebut Zionis untuk menghindari penganiayaan dan mendirikan negara mereka sendiri di tanah air leluhur mereka, Israel. Organisasi Zionis Dunia dibentuk untuk mengadvokasi pembentukan tanah air Yahudi di Palestina. Akibatnya, sejumlah besar orang Yahudi mulai mengalir ke Palestina dan mereka membeli tanah dan mulai menetap di sana.
Baca juga : Pengadilan Israel Batalkan Pembolehan Ibadah Yahudi di Masjid Al-Aqsa
Pada 1916, Palestina berada di bawah kendali Inggris setelah Perjanjian Sykes-Picot (perjanjian rahasia antara Inggris Raya dan Prancis). Hal ini menyebabkan pembagian Kekaisaran Turki Ottoman lama.
Kemudian, melalui Deklarasi Balfour, menteri luar negeri Inggris James Balfour menyetujui pembentukan tanah air Yahudi. Setelah Nazi memperoleh kekuasaan di Jerman pada 1930-an, masuknya orang-orang Yahudi ke Palestina mengalami perubahan besar dengan ratusan ribu dari mereka dipindahkan dari Eropa ke Palestina.
Bangsa Arab melihat hal ini sebagai ancaman bagi tanah air mereka dan mereka bertempur dengan sengit. Pada 1947, pemerintah Inggris merujuk masalah masa depan Palestina ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB memilih untuk membagi wilayah itu menjadi dua negara. Orang-orang Yahudi menerima perjanjian tersebut dan mendeklarasikan kemerdekaan Israel.
Baca juga : Yordania, Qatar, Palestina Kecam Tuduhan Penyelundupan Senjata via Mesir
Israel mendeklarasikan negaranya pada 14 Mei 1948. Deklarasi tersebut diikuti oleh serangan negara-negara Arab tetangga, termasuk Mesir, Yordania, Suriah, Irak, dan Libanon.
Perang tersebut mengakibatkan Israel bertahan hidup dan memperluas wilayahnya. Perang tersebut juga menandai dimulainya konflik Arab-Israel dan mengakibatkan sekitar 700.000-800.000 warga Arab Palestina mengungsi ke banyak negara Arab di sekitarnya.
Yordania menguasai Tepi Barat dan tempat-tempat suci di Jerusalem serta Mesir menguasai Jalur Gaza. Namun, hal itu tidak menyelesaikan krisis Palestina yang berujung pada pembentukan Organisasi Pembebasan Palestina pada 1964.
PLO didirikan dengan tujuan membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel dan dominasi Yahudi serta membangun dominasi Ikhwanul Muslimin di dunia Arab. Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan status pengamat kepada PLO pada 1975 dan mengakui hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
Perang Enam Hari berlangsung dari 5 hingga 10 Juni 1967. Pasukan Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah, Tepi Barat, dan Jerusalem timur dari Yordania, serta Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza dari Mesir.
Akibatnya, Israel berhasil menguasai wilayah-wilayah penting, termasuk Jerusalem Timur dan Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai. Sekitar 45.000 warga sipil (10% dari populasi Gaza) melarikan diri atau diusir oleh Israel.
Serangan rakyat Palestina pertama yang besar terhadap Israel dilakukan oleh kelompok Palestina yang disebut Black September atau September Hitam, salah satu faksi PLO. Total 17 korban tewas selama pembantaian ini.
Orang-orang Palestina menyandera dan membunuh 11 atlet Israel dan seorang polisi. Dalam upaya penyelamatan yang dilaksanakan, seluruh militan terbunuh kecuali tiga di antaranya.
Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak ke Israel selama Yom Kippur, hari paling suci dalam agama Yahudi. Konflik tersebut menghasilkan gencatan senjata. Israel akhirnya menarik diri dari Semenanjung Sinai sebagai bagian dari Perjanjian Camp David 1979.
Israel dan Mesir menandatangani perjanjian damai. Ini menyebabkan Israel menarik diri dari Semenanjung Sinai.
Hamas ialah cabang Ikhwanul Muslimin Mesir yang melakukan perjuangan bersenjata untuk memerdekakan Palestina dari penjajah Israel. Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah AS.
Pada 2006, Hamas memenangkan pemilihan legislatif Otoritas Palestina. Fatah diusir dari Jalur Gaza pada 2007 yang juga memecah gerakan Palestina secara geografis.
Perang Libanon Pertama, yang juga dikenal sebagai Perang Libanon 1982, adalah konflik militer pada 1982 antara Israel dan berbagai faksi Libanon. Israel akhirnya menarik diri dari Libanon selatan pada 2000.
Intifada Pertama adalah periode protes Palestina yang meluas, pembangkangan sipil, dan perlawanan terhadap penjajah Israel yang dimulai pada Desember 1987 dan berlanjut hingga awal 1990-an.
Berdasarkan Perjanjian Oslo, Israel dan PLO setuju untuk secara resmi saling mengakui dan meninggalkan penggunaan kekerasan. Perjanjian Oslo juga membentuk Otoritas Palestina yang menerima otonomi terbatas di Jalur Gaza dan sebagian Tepi Barat.
Intifada Kedua, yang juga dikenal sebagai Intifada Al-Aqsa, adalah periode konflik hebat dan perlawanan Palestina terhadap kekuasaan Israel yang dimulai pada akhir September 2000 dan berlanjut selama beberapa tahun.
Intifada Kedua mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak. Hampir 1.000 warga Israel tewas atau terluka akibat serangan Palestina, termasuk bom bunuh diri dan bom bus.
2005: Israel mundur dari Jalur Gaza
Israel memulai penarikan sepihak orang-orang Yahudi dari permukiman di Gaza. Namun, Israel tetap memegang kendali ketat atas semua penyeberangan perbatasan (blokade).
Konflik meletus antara Israel dan kelompok yang didukung Iran, Hizbullah, di Libanon setelah penyergapan terhadap tentara Israel di sepanjang perbatasan yang menewaskan tiga tentara serta menyebabkan dua orang disandera. Perang 50 hari itu berakhir dengan gencatan senjata dan pasukan penjaga perdamaian PBB dikerahkan di Libanon selatan.
Pada Juni, Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, Inggris, Uni Eropa, dan negara-negara lain, menguasai Jalur Gaza.
Dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, Israel melancarkan operasi militer sebagai respons terhadap serangan roket dari Gaza. Akibat serangan Israel, sekitar 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, 10 tentara dan 3 warga sipil tewas. Sekitar 46.000 rumah, 34 rumah sakit dan klinik, 214 sekolah, 52 masjid, dan gereja rusak.
Dari 14 November hingga 21 November 2012, Israel melancarkan operasi untuk menargetkan pejuang Palestina dan peluncur roket di Gaza. Sekitar 97 sekolah, 49 masjid dan gereja, serta 15 rumah sakit dan klinik rusak. Lebih dari 100 warga sipil tewas.
Pada Juni 2014, tiga remaja Israel--Naftali Fraenkel, Gilad Shaer, dan Eyal Yifrah--diculik dan dibunuh oleh Hamas saat menumpang truk di Tepi Barat. Pembunuhan oleh Hamas menyebabkan tindakan keras Israel yang meluas terhadap Hamas di Tepi Barat. Sebanyak 2.251 tewas dari pihak Arab dan 67 tentara, 6 warga sipil tewas dari pihak Israel.
Sepanjang tahun itu, perang kedua negara membuat 15.000 rumah, 58 sekolah, 9 rumah sakit, dan 19 klinik rusak. Selain itu, 113.000 orang mengungsi di dalam negeri. Lebih dari Lebih dari 100 warga sipil tewas.
Lebih dari 39.000 orang tewas di pihak Arab. Lebih dari 876 warga sipil dan 756 tentara tewas di pihak Israel.
Penjajahan Israel terhadap Palestina telah berlangsung selama lebih dari satu abad yang berakar atas tanah, identitas, dan penentuan nasib sendiri. Pembentukan Israel pada 1948 menandai dimulai konfrontasi yang intens, pemindahan penduduk, dan serangkaian perang.
Meskipun berbagai upaya perdamaian telah dilakukan, termasuk mediasi dan perjanjian internasional, penyelesaian yang langgeng masih belum dapat dicapai. (Z-2)
Lucy Roberts, mantan manajer toko perhiasan di Inggris divonis penjara 28 bulan setelah ketahuan mencuri barang-barang mewah.
Dalam konteks 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Inggris, kedua negara bersiap melangkah ke babak baru melalui penandatanganan kemitraan strategis pada September mendatang.
INGGRIS sedang memindahkan jet tempur dan perangkat keras militer lain ke Timur Tengah. Alasannya, untuk memberikan dukungan darurat terkait perang Israel versus Iran.
Beckham menjadi tokoh keempat dari Manchester United yang memperoleh gelar “Sir”, setelah Sir Bobby Charlton, Sir Matt Busby, dan Sir Alex Ferguson.
Sebuah pesawat penumpang Air India jenis Boeing 787 Dreamliner yang dijadwalkan menuju London dilaporkan jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad.
Sepatu kulit Romawi berukuran sangat besar ditemukan di benteng Magna, Inggris utara.
Situasi ini mendorong kedua negara untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang di kancah internasional.
Langkah Presiden Prabowo dalam menjaga keseimbangan diplomatik telah memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
GEDUNG Putih mengeluarkan pernyataan keras menyusul laporan dari CNN, The New York Times dan sejumlah media besar lainnya tentang serangan AS ke fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.
Komandan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Iran Esmail Qaani, terlihat dalam keadaan hidup dan sehat saat menghadiri perayaan kemenangan.
Serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran dilaporkan tidak berhasil menghancurkan komponen inti dari program itu.
Pemerintah Iran menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam terhadap serangan militer Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah wilayah di Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved