Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RIBUAN penyeranta (pager) milik Hizbullah meledak di seluruh penjuru Libanon pada Selasa (17/9) dan menyebabkan sembilan orang tewas serta ribuan mengalami luka-luka.
Perusahaan Taiwan, Gold Apollo, membantah mereka memproduksi pager Hizbullah yang berisi bahan peledak dan menegaskan bahwa perangkat tersebut dibuat oleh sebuah perusahaan di Eropa.
Menteri Kesehatan Libanon, Firass Abiad, mengatakan seorang gadis muda termasuk di antara korban tewas dan lebih dari 200 orang mengalami luka kritis. "Sekitar 2.800 orang terluka, dan 200 di antaranya dalam kondisi kritis," kata Abiad
Baca juga : Ledakan Maut Pager Libanon, Hizbullah Janji Balas Dendam
Kemungkinan ribuan pager diledakkan dari jarak jauh dan secara bersamaan di seluruh Libanon, Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan tersebut dan akan menerima hukuman yang adil serta pembalasan yang setimpal.
Menteri Penerangan Libanon Ziad Makary mengutuk serangan itu sebagai agresi Israel. Militer Israel belum memberikan tanggapan langsung mengenai ledakan tersebut. Sementara para komandan senior telah mengadakan pertemuan darurat dengan fokus pada kesiapan dalam serangan dan pertahanan di semua arena.
Pager dengan stiker di bagian belakang tampak menyerupai produk milik perusahaan Taiwan Gold Apollo viral di media sosial. Pada Rabu (18/9), pendiri perusahaan Hsu Ching-Kuang membantah pihaknya membuat pager tersebut dan mengaku pager itu diproduksi oleh perusahaan di Eropa yang memiliki hak untuk menggunakan mereknya.
Baca juga : Serangan Pager di Libanon Momok Baru Perdamaian Timur Tengah
"Produk itu bukan milik kami. Hanya di situ ada merek kami," katanya. "Kami perusahaan yang bertanggung jawab. Ini sangat memalukan," sebutnya.
Ledakan tersebut tampaknya mengeksploitasi pager berteknologi rendah yang diadopsi Hizbullah untuk mencegah pembunuhan yang ditargetkan terhadap anggotanya karena dapat dilacak melalui sinyal telepon seluler. Mereka yang terluka dalam serangan itu termasuk duta besar Iran untuk Beirut, Mojtaba Amani, menurut laporan.
Sumber Hizbullah mengatakan mereka yakin serangan itu sebagai respons terhadap dugaan upaya pembunuhan oleh milisi Syiah terhadap mantan pejabat tinggi pertahanan Israel yang diungkapkan pada Selasa oleh badan keamanan Israel Shin Bet.
Baca juga : Ledakan Pager Libanon, Israel belum Tanggapi meski Dituding
Rumah sakit di seluruh Libanon kewalahan dengan masuknya pasien. Rumah sakit lapangan didirikan di kota Tirus di selatan untuk menampung korban luka. Suara sirene ambulans terus terdengar di ibu kota Libanon lebih dari tiga jam setelah serangan awal.
Hal ini terjadi ketika para pejabat AS berusaha meredakan ketegangan antara kedua belah pihak dan tetap khawatir bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dapat memerintahkan invasi darat ke Libanon.
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan pihaknya memperluas tujuannya dalam perang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober dengan memasukkan perjuangannya melawan Hizbullah di sepanjang perbatasan dengan Libanon.
Baca juga : Mossad Jadikan Baterai Walki Talki Bom untuk Serang Hizbullah
Hizbullah mengonfirmasi dalam pernyataan sebelumnya bahwa korban tewas termasuk setidaknya dua pejuangnya dan seorang gadis muda. Laporan media selanjutnya menyebutkan putra anggota parlemen Hizbullah Ali Ammar juga tewas dalam ledakan tersebut.
Pager meledak di Libanon selatan, pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur. Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa ledakan tersebut merupakan pelanggaran keamanan terbesar yang dilakukan kelompok tersebut sejak konflik Gaza meletus pada 7 Oktober lalu.
Mantan wakil pejabat intelijen nasional AS untuk Timur Tengah, Jonathan Panikoff, mengatakan ini akan menjadi kegagalan kontraintelijen terbesar yang dialami Hizbullah dalam beberapa dekade. Serangan sabotase ini, terjadi setelah Isarel menargetkan pembunuhan terhadap para pemimpin senior Hizbullah dan telah meningkatkan ketegangan antara Israel dan Hizbullah.
Ketenangan pasang surut kedua belah pihak terus terjadi. Bahkan serangan meningkat, setelah Hizbullah memberikan tanggapan terbatas terhadap pembunuhan komandan militer, Fuad Shukur di Beirut.
Serangan itu juga mengancam upaya AS untuk mencegah Iran melakukan pembalasan terhadap Israel atas insiden di Teheran yang menewaskan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan terlalu cepat menilai kondisi ini memengaruhi perundingan gencatan senjata di Gaza.
Namun dia memastikan bahwa AS tidak terlibat dan tidak tahu pihak yang bertanggung jawab. Hamas menyatakan serangan itu sebagai eskalasi yang akan menyebabkan kekalahan Israel. (The Guardian/Z-2)
ISRAEL melancarkan serangkaian serangan udara di Nabatieh di Libanon selatan pada Kamis malam (3/7).
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pada Sabtu (28/6) bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan.
PARA pemimpin Iran menyadari bahwa mereka sendiri yang harus melawan AS dan Israel. Republik Islam itu tidak punya jaringan proksi dan sekutu di Timur Tengah dan sekitarnya.
KELOMPOK Hizbullah di Libanon mengaku berpihak kepada Iran dalam konflik bersenjata melawan Israel.
Lahir di kota suci Mashhad dari keluarga ulama sederhana, Ali Khamenei mulai terlibat dalam gerakan radikal pada awal 1960-an.
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved