Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN intelijen Israel atau Mossad menanam bahan peledak dalam baterai perangkat walki talki yang meledak Selasa (17/9) di Libanon, menewaskan sembilan orang dan melukai ratusan lainnya. Saluran Sky News Arabia, mengutip sumber eksklusif, mengatakan perangkat komunikasi itu telah jatuh ke tangan Israel sebelum mencapai kelompok Hizbullah Libanon.
“Mossad berhasil menyadap perangkat komunikasi Hizbullah sebelum dikirimkan ke kelompok tersebut,” sumber tersebut mengatakan kepada saluran tersebut, dilansir Anadolu, Rabu (18/9).
Sumber tersebut mencatat bahwa badan mata-mata tersebut memasang sejumlah bahan peledak pentaerythritol tetranitrate (PETN) dalam baterai perangkat tersebut, yang diledakkan dengan meningkatkan suhu baterai. Setidaknya sembilan orang termasuk seorang anak tewas dalam ledakan massal walki talki di sejumlah wilayah Libanon, menurut Menteri Kesehatan Libanon Firas Al-Abiad.
Baca juga : Hizbullah Mentahkan Klaim Israel
Ia menambahkan bahwa sekitar 2.750 orang juga terluka, termasuk 200 orang dalam kondisi kritis. Media Libanon menyatakan bahwa perangkat itu meledak setelah adanya pelanggaran sistem komunikasi oleh Israel.
Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan walki talki yang terlibat dalam ledakan tersebut merupakan bagian dari pengiriman 1.000 perangkat yang baru-baru ini diimpor oleh kelompok tersebut, yang tampaknya telah dibobol di eksportir.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa sedikitnya dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan massal tersebut dan menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas insiden tersebut, serta bersumpah akan melakukan "balasan yang adil dari pihak yang tidak diduga."
Israel tetap bungkam, dengan Kantor Perdana Menteri menjauhkan diri dari unggahan media sosial yang sekarang telah dihapus oleh mantan pembantu utama dan juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Topaz Luk, yang mengisyaratkan tanggung jawab Israel atas serangan itu.
Ledakan massal itu terjadi di tengah pertukaran serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. (I-2)
EDITOR senior di desk di bagian Timur Tengah BBC ialah mantan karyawan di unit propaganda Central Intelligence Agency (CIA) dan kolaborator dengan badan intelijen Israel Mossad.
PENGADILAN Revolusi Orumiyeh di provinsi Azerbaijan Barat, Iran menjatuhi hukuman mati terhadap empat terdakwa atas tuduhan menjadi mata-mata untuk rezim Zionis.
Sebanyak 12 orang termasuk seorang anak tewas dalam ledakan massal, dan hampir 2.800 orang lainnya terluka, termasuk 200 di antaranya dalam kondisi kritis.
Gelombang serangan bom di Libanon merupakan operasi yang berhasil.
Dia mematahkan klaimĀ pihak IsraelĀ telah mengetahui tentang serangan itu dan serangan pendahuluan telah mencegah serangan Hizbullah menimbulkan kerusakan.
ISRAEL melancarkan serangkaian serangan udara di Nabatieh di Libanon selatan pada Kamis malam (3/7).
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pada Sabtu (28/6) bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan.
KETUA DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel.
TENTARA Israel menghadapi tantangan logistik dan mekanis yang semakin besar di tengah perang berkepanjangan di Jalur Gaza, Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved