Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Daftar Negara dalam Transparansi Properti, Ada Indonesia?

Wisnu Arto Subari
18/9/2024 18:39
Daftar Negara dalam Transparansi Properti, Ada Indonesia?
Properti di Tiongkok.(Dok Al-Jazeera)

TRANSPARANSI properti lebih penting dari sebelumnya di masa ketidakpastian. Negara yang mendekati kategori paling transparan atau the most transparent semakin maju berdasarkan peningkatan investasi teknologi dan AI, ketersediaan data, dan komitmen berkelanjutan yang jelas. Hal ini berdasarkan Indeks Transparansi Real Estate Global (GRETI) milik JLL dan LaSalle (JLL) yang diterbitkan setiap dua tahun.

Transparansi meningkat di sebagian besar negara dan wilayah sejak laporan JLL pada 2022. Indeks tersebut menyatakan bahwa Eropa tetap menjadi kawasan yang paling transparan dan pasar properti komersial yang sangat transparan mengalami kemajuan terkuat. 

Di antara negara-negara dengan peringkat teratas secara global yaitu Amerika Serikat (AS), Kanada, Prancis, dan Australia. Singapura memasuki kelompok highly transparent ini untuk pertama kali didorong oleh fokus terhadap berkelanjutan (sustainability) dan layanan digital. Kelompok negara teratas menarik lebih dari US$1,2 triliun dalam investasi properti komersial langsung selama dua tahun terakhir, mewakili lebih dari 80% total global, menempatkan negara-negara tersebut sebagai pemimpin pemulihan siklus likuiditas seiring dengan meningkatnya aktivitas pasar modal.

Baca juga : Sembilan Sektor Topang Penguatan IHSG

Sejalan dengan Singapura, negara-negara di Asia mencatat peningkatan rata-rata transparansi sejak 2022. Secara global, India menjadi negara dengan peningkatan transparansi tertinggi dengan cakupan dan kualitas data yang lebih baik di seluruh sektor properti mulai dari industri hingga pusat data. Jepang, Australia, kota-kota di Tiongkok, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi juga mengalami kemajuan pada 2024. Sebaliknya, kawasan Afrika Sub-Sahara mengalami kemajuan paling sedikit dalam transparansi, meskipun beberapa tanda peningkatan muncul di Kenya, Nigeria, dan Ghana.

Tahun ini Indonesia dalam kategori semitransparan menempati peringkat ke-40 dengan indeks transparansi sebesar 2,81. Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, Indonesia masih unggul di atas Filipina dan Vietnam, tetapi berada di bawah Thailand dan Malaysia yang masuk kategori transparan. 

Di tengah situasi ekonomi yang masih belum menentu, sektor properti Indonesia masih dapat tumbuh pada 2023 dan diproyeksikan terus tumbuh pada 2024 seiring dengan prospek perekonomian Indonesia. Nilai investasi di sektor properti pada paruh pertama 2024 mencapai Rp29,4 triliun, tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap sektor properti di Indonesia masih tinggi.

Baca juga : Ini 5 Dampak Situasi Global yang Mesti Diwaspadai Pebisnis

"Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan tingkat kepercayaan investor yang tinggi, sektor properti di Indonesia mencerminkan harapan akan tingkat transparansi yang lebih baik di masa mendatang," kata Farazia Basarah, Country Head, JLL Indonesia. "Bonus demografi, yang didukung oleh perluasan cakupan infrastruktur, adopsi teknologi canggih, dan berkelanjutan, akan menutup kesenjangan transparansi di negara ini."

CEO Capital Markets JLL, Richard Bloxam, menambahkan fokus pada transparansi bagi investor tidak pernah sebesar ini di pasar properti global karena tantangan eksternal seperti ketegangan geopolitik dan siklus pemilu semakin menarik perhatian dalam waktu dekat. Di masa mendatang, faktor pendorong tambahan seperti kecerdasan buatan dan standar kewajiban dan pelaporan berkelanjutan yang jelas akan terus mendorong investor untuk mencari transparansi yang lebih besar.

"Pasar yang sangat transparan dalam Indeks tahun ini mewakili lebih dari separuh pendapatan properti di seluruh dunia. Negara-negara dengan harga dan fundamental yang transparan, terutama di berbagai sektor dan subsektor, akan memimpin pemulihan likuiditas properti," kata Brian Klinksiek, Global Head of Research and Strategy untuk LaSalle Investment Management. "Diversifikasi akan menjadi penting karena dunia investasi terus berkembang dalam hal keluasan dan kompleksitas." (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya