Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Houthi Klaim Serang Drone AS

Ferdian Ananda Majni
17/9/2024 19:05
Houthi Klaim Serang Drone AS
Pecahan rudal di Israel.(Dok Al-Jazeera)

PADA Senin (16/9), kelompok Houthi mengeklaim mereka menembak jatuh pesawat nirawak MQ-9 Reaper buatan Amerika di provinsi Dhamar. Sebelumnya, kelompok di Yaman itu juga membesar-besarkan klaim serupa, terutama sebagai bagian dari serangan mereka terhadap pelayaran komersial di Laut Merah sejak konflik Israel-Palestina dimulai.

Namun, bukti video memperkuat klaim terbaru mereka, terutama setelah dua pernyataan tidak memiliki bukti apa pun. Militer AS belum memberikan komentar mengenai insiden yang diduga terjadi di provinsi Dhamar, barat daya Yaman.

Video yang beredar kali ini menunjukkan pemberontak bersenjata berada di dekat puing-puing yang terbakar, mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai MQ-9. Reaper, berharga sekitar US$30 juta, mampu terbang pada ketinggian hingga 50.000 kaki atau 15.240 meter dan dapat tetap mengudara hingga 24 jam sebelum memerlukan pendaratan.

Baca juga : Houthi Yaman Tembakkan Drone dan Rudal ke Kapal AS

Sejauh ini, baik militer AS dan CIA telah mengoperasikan drone ini di Yaman selama bertahun-tahun. Saree mengatakan ini menandai jatuhnya drone ketiga yang dilakukan kelompok tersebut dalam seminggu.

Militan yang didukung Iran itu melancarkan serangan rudal dan menghantam area terbuka di Israel tengah pada Minggu (15/9). Tindakan itu memicu sirene serangan udara di Bandara Internasional Ben-Gurion.

Meskipun tidak ada korban luka atau kerusakan besar yang dilaporkan, dampak rudal tersebut menandai peningkatan eskalasi konflik yang signifikan.

Baca juga : AS Jatuhkan Banyak Drone dan Rudal Houthi di Laut Merah

Rekaman yang disiarkan oleh media Israel memperlihatkan warga sipil bergegas ke tempat perlindungan di bandara, yang kemudian kembali beroperasi normal tak lama kemudian. Militer Israel melaporkan bahwa rudal tersebut berhasil dicegat tetapi tidak hancur seluruhnya.

Kebakaran terlihat di wilayah perdesaan di Israel tengah dan gambar puing-puing, kemungkinan dari rudal pencegat ditampilkan di berita Israel.

Fragmen terlihat di eskalator di stasiun kereta Modiin. Militer mengatakan suara ledakan di kawasan itu juga berasal dari alat pencegat tersebut.

Baca juga : Kapal Perusak AS Jatuhkan Drone yang Serang Pelayaran di Laut Merah

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengisyaratkan tanggapan militer bahwa Houthi seharusnya sudah tahu sekarang bahwa mereka harus menanggung konsekuensi yang mahal atas segala upaya yang merugikan Israel.

Rudal ini merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan Houthi dan telah meluncurkan drone serta rudal ke arah Israel sepanjang perang di Gaza.

Juru bicara militer Houthi, Jenderal Yahya Saree, mengeklaim rudal tersebut menargetkan pangkalan militer di dekat Tel Aviv, meskipun sebagian besar serangan berhasil dicegat di Laut Merah. Ini kedua kali serangan menembus wilayah udara Israel.

Baca juga : Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah

Pada Juli, pesawat nirawak buatan Iran yang diluncurkan oleh Houthi menyerang Tel Aviv, menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya. Israel membalas serangan itu dengan gelombang serangan udara ke wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan sejak perang di Gaza dimulai, dengan sejumlah serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah, yang menegaskan solidaritas mereka dengan Palestina.

Meskipun Saree mengklaim para pemberontak menggunakan rudal lokal, Iran telah lama dikaitkan dengan mempersenjatai Houthi dengan rudal permukaan-ke-udara 358. Iran menyangkal keterlibatannya, tetapi persenjataan buatan Teheran sering ditemukan di wilayah tersebut.

Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka di Laut Merah, menargetkan lebih dari 80 kapal dagang sejak Oktober, sehingga menyebabkan kekhawatiran luas mengenai rute pelayaran.

Meskipun Houthi mengaku menargetkan kapal-kapal Israel, AS, dan Inggris, banyak dari kapal yang terkena dampak tidak memiliki hubungan dengan konflik tersebut, termasuk kapal tanker minyak berbendera Yunani, Sounion, yang baru saja diserang dan kini sedang diselamatkan untuk mencegah tumpahan minyak besar-besaran.
(Newsweek/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya