Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah

Ferdian Ananda Majni
05/8/2024 14:37
Biden Temui Tim Keamanan Nasional Bahas Ancaman Konflik Timur Tengah
Joe Biden.(Dok Instagram)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan tim keamanan nasionalnya pada Senin (5/8) untuk membahas perkembangan di Timur Tengah. AS juga mengerahkan jet tempur dan kapal perang tambahan ke wilayah tersebut di tengah meningkatnya kekhawatiran akan serangan Iran terhadap Israel.

Ketegangan regional meningkat setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pekan lalu di Teheran, sehari setelah serangan Israel di Beirut menewaskan Fuad Shukur, seorang komandan militer senior dari kelompok Hizbullah Libanon. Kedua kelompok yang didukung oleh Iran telah bersumpah akan membalas dendam.

Biden juga akan berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II, kata Gedung Putih, ketika AS meluncurkan putaran diplomasi baru yang bertujuan untuk meredakan ketegangan. "Tujuan keseluruhannya ialah menurunkan suhu di kawasan, mencegah dan mempertahankan diri dari serangan-serangan tersebut, dan menghindari konflik regional," kata Jonathan Finer, wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, dalam program Face the Nation di CBS. AS dan Israel sedang mempersiapkan setiap kemungkinan yang terjadi.

Baca juga : Biden Minta Hamas Terima Gencatan Senjata pada Ramadan

Namun kekhawatiran meningkat bahwa perang Israel melawan militan Palestina di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, dapat meningkat menjadi konflik Timur Tengah yang lebih luas. Selama percakapan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani pada Minggu (5/8), al-Sudani mengatakan kepada diplomat AS bahwa mencegah penyebaran konflik terkait yaitu dengan menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza.

Baik Hizbullah di Libanon dan Houthi di Yaman mengatakan mereka melancarkan serangan terhadap Israel dan tempat lain sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza. Hampir 40.000 warga Palestina tewas dan puluhan ribu lain terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.

Serangan Israel di Gaza berlanjut pada Minggu dengan serangan mematikan terhadap dua sekolah di Kota Gaza dan satu rumah sakit. Setidaknya 30 orang yang berlindung di sekolah Hassan Salama dan al-Nasser, yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi akibat pertempuran, tewas, termasuk anak-anak dan puluhan lain terluka, kata layanan darurat sipil Gaza.

Baca juga : Iran Janji Balas Serangan Israel

Israel membenarkan serangan tersebut dan mengklaim pihaknya menargetkan pusat komando Hamas di sekolah-sekolah. Serangan Israel sebelumnya di halaman rumah sakit al-Aqsa di dekat Deir al-Balah menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai sedikitnya 18 lain ketika tenda-tenda pengungsi dibakar, kata para pejabat medis. Total 44 warga Palestina tewas dalam serangan Israel pada Minggu (4/8).

Kementerian kesehatan Gaza melaporkan serangan itu terjadi sehari setelah serangan Israel terhadap sekolah lain yang menjadi tempat perlindungan di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 21 lain. Di Israel, seorang warga Palestina menikam dua orang hingga tewas di suatu kota dekat Tel Aviv. Penyerang, yang berasal dari Tepi Barat yang diduduki Israel, dinetralisasi oleh polisi dan dibawa ke rumah sakit yang kemudian ia dinyatakan meninggal.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi melakukan perjalanan yang jarang terjadi ke Teheran dalam upaya terakhirnya untuk meredam Iran pada akhir pekan. Namun upaya tersebut tampaknya akan gagal.

Baca juga : Iran Ancam Serangan Israel di Libanon Tanda Akhir Netanyahu

Dalam pertemuan dengan Safadi, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan pembunuhan Haniyeh ialah kesalahan besar rezim Zionis Israel yang tidak akan dibiarkan begitu saja.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada rapat kabinet bahwa Israel telah terlibat dalam perang multi-front dengan Iran dan proksinya serta siap menghadapi skenario apa pun. "Jika mereka berani menyerang kami, mereka akan membayar harga yang mahal," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Dalam panggilan telepon dengan Gallant, Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah menegaskan kembali dukungan Washington terhadap keamanan Israel dan hak untuk membela diri terhadap ancaman dari Iran, Hizbullah Libanon (Hizbullah), Houthi, dan kelompok teroris lain yang didukung Iran.

Baca juga : Houthi Tegaskan tidak Ada Batasan Tanggapi Serangan Israel

Arab Saudi, Italia, dan Prancis menjadi negara terbaru dari beberapa negara yang menyerukan warganya untuk meninggalkan Libanon di tengah meningkatnya ketegangan.

Kementerian Luar Negeri di Paris segera meminta warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Libanon dan menyarankan mereka yang sudah berada di negara tersebut untuk meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin.

Presiden Emmanuel Macron juga berbicara dengan Raja Abdullah dan kedua pemimpin sepakat bahwa eskalasi militer regional harus dihindari dengan cara apa pun, menurut kepresidenan Prancis.

Di Libanon, Hizbullah, yang hampir setiap hari terlibat baku tembak dengan pasukan Israel sejak perang Gaza pecah, mengumumkan kematian dua pejuangnya tanpa menyebutkan lokasinya. Kementerian Kesehatan Libanon mengatakan serangan Israel di desa perbatasan selatan Hula menewaskan dua orang.

Kantor berita resmi Libanon, National, melaporkan serangan Israel di berbagai wilayah di Libanon selatan, setelah Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembakkan rentetan roket baru ke Israel utara. Militer Israel mengatakan sebagian besar dari 30 proyektil yang diluncurkan dari Libanon berhasil dicegat. (theguardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya