Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Kala AS Invasi Afghanistan dan Rasakan Kegagalan

Cahya Mulyana
12/9/2024 11:30
Kala AS Invasi Afghanistan dan Rasakan Kegagalan
AS melancarkan serangan ke Afghanistan setelah peristiwa 11 September.(Aljazeera)

AMERIKA Serikat (AS) berjuang mencari penanggung jawab serangan 11 September, Presiden kala itu, George W. Bush dengan cepat mengambil tindakan ofensif. Dia memberi tahu semua negara di seluruh dunia supaya tidak melindungi al-Qaeda.

"Anda bersama kami atau Anda bersama para teroris. Sejak hari ini dan seterusnya, negara mana pun yang terus melindungi atau mendukung terorisme akan dianggap oleh Amerika Serikat sebagai rezim yang bermusuhan," kata Bush dalam pidato bersama di hadapan Kongres sembilan hari setelah serangan tersebut, yang menempatkan AS dalam posisi siap berperang dilansir Anadolu, Kamis (12/9).

Hanya dalam waktu tiga minggu, Bush akan memulai apa yang kemudian menjadi perang terpanjang Amerika ketika ia menginvasi Afghanistan, negara tempat bin Laden dan al-Qaeda merencanakan dan melaksanakan serangan 11 September yang menghancurkan.

Baca juga : Saudi Sambut Baik Pengumuman Pembunuhan Pemimpin Al-Qaeda Zawahiri

Pemerintahan Taliban akan segera runtuh di hadapan militer AS yang jauh lebih unggul, tetapi para militan akan terus melancarkan pemberontakan selama dua dekade terhadap pasukan Amerika dan sekutunya di Afghanistan, menyerang dari balik bayang-bayang.

Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld mengumumkan berakhirnya operasi pertempuran besar di Afghanistan pada 1 Mei 2003, tetapi pendudukan AS di negara Asia Tengah itu berlanjut selama 18 tahun hingga Presiden Joe Biden menarik semua pasukan Amerika pada 2021.

Taliban dengan cepat kembali berkuasa setelah pasukan AS dan internasional meninggalkan Afghanistan, menggulingkan pemerintah yang diakui internasional dan memaksakan kembali cengkeraman garis keras mereka pada negara miskin itu.

Selain itu, rakyat Amerika akhirnya mengetahui bahwa 19 teroris al-Qaeda bertanggung jawab atas pembajakan empat pesawat penumpang dalam sebuah rencana yang diatur oleh pemimpin lama kelompok teror itu, Osama bin Laden.

Sebanyak 2.977 orang tewas pada 11 September. Ribuan lainnya terluka pada hari itu. Diperkirakan 400 ribu korban lainnya, termasuk petugas pemadam kebakaran dan polisi yang bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban selamat, terpapar awan debu karsinogenik yang melanda New York City ketika World Trade Center runtuh. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya