Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PEMERINTAH Jerman gagal membangun kapasitas militer yang memadai untuk mencegah Rusia melakukan agresi lebih lanjut. Temuan ini muncul dari sebuah laporan terbaru yang dirilis pada Selasa (10/9) oleh Institut Kiel.
Mereka mengatakan pengeluaran pertahanan Jerman tidak mencukupi, dan militer hampir tidak mampu mengganti senjata yang dikirim ke Ukraina. “Saat ini dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi Jerman untuk memulihkan kapasitas militer (Bundeswehr) ke level 2004,” kata laporan itu, dilansir dari Anadolu, Rabu (11/9).
Institut itu juga menyalahkan pemerintah karena terlalu lambat dalam pengadaan pertahanan. Menurut laporan tersebut, meskipun Jerman masih tertinggal dalam pengadaan dan investasi pertahanan selama dua tahun terakhir, Rusia telah secara signifikan meningkatkan kapasitasnya untuk memproduksi persenjataan, termasuk sistem tempur canggih.
Baca juga : Jerman Setujui Polandia Kirim Jet MiG-29 untuk Ukraina
“Kapasitas produksi Rusia telah tumbuh hingga ke titik di mana ia dapat memproduksi persenjataan yang setara dengan seluruh persenjataan Bundeswehr hanya dalam waktu setengah tahun. Rusia telah membuat langkah besar dalam sistem tempur modern. Kapasitasnya untuk memproduksi pesawat nirawak telah meningkat lebih dari enam kali lipat, dan keahlian serta persenjataan rudal supersonik dan hipersoniknya menimbulkan risiko besar bagi NATO," kata penulis laporan tersebut.
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menjanjikan dana khusus sebesar €100 miliar untuk memodernisasi Bundeswehr, tak lama setelah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina pada 2022. Pemerintahan koalisinya juga meningkatkan anggaran pertahanan menjadi €52 miliar tahun ini, tetapi mengurangi rencana ambisius karena keterbatasan anggaran yang ketat.
Presiden Kiel Institute Moritz Schularick berpendapat bahwa lambatnya kemajuan dalam pengadaan militer dan kurangnya pendanaan yang cukup untuk proyek-proyek pertahanan utama telah menunjukkan bahwa janji pemerintah koalisi adalah retorika kosong.
“Perdamaian akan terwujud ketika rezim di Moskow menyadari bahwa mereka tidak dapat memenangkan perang agresi di Eropa secara militer. Untuk itu, Jerman dan Eropa membutuhkan kemampuan militer yang kredibel. Jerman harus memiliki anggaran pertahanan tahunan yang memadai, setidaknya €100 miliar per tahun,” katanya. (I-2)
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Dua anggota angkatan udara Jerman tewas setelah helikopter latih mereka jatuh di negara bagian Saxony, Jerman, pada Selasa (29/7).
Jerman dan Spanyol mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskibelum cukup mengatasi krisis.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Jerman akan memperketat undang-undang untuk memberantas jaringan penyelundupan migran ke Inggris.
Menlu AS Marco Rubio dan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved