Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PEMERINTAH Jerman gagal membangun kapasitas militer yang memadai untuk mencegah Rusia melakukan agresi lebih lanjut. Temuan ini muncul dari sebuah laporan terbaru yang dirilis pada Selasa (10/9) oleh Institut Kiel.
Mereka mengatakan pengeluaran pertahanan Jerman tidak mencukupi, dan militer hampir tidak mampu mengganti senjata yang dikirim ke Ukraina. “Saat ini dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi Jerman untuk memulihkan kapasitas militer (Bundeswehr) ke level 2004,” kata laporan itu, dilansir dari Anadolu, Rabu (11/9).
Institut itu juga menyalahkan pemerintah karena terlalu lambat dalam pengadaan pertahanan. Menurut laporan tersebut, meskipun Jerman masih tertinggal dalam pengadaan dan investasi pertahanan selama dua tahun terakhir, Rusia telah secara signifikan meningkatkan kapasitasnya untuk memproduksi persenjataan, termasuk sistem tempur canggih.
Baca juga : Jerman Setujui Polandia Kirim Jet MiG-29 untuk Ukraina
“Kapasitas produksi Rusia telah tumbuh hingga ke titik di mana ia dapat memproduksi persenjataan yang setara dengan seluruh persenjataan Bundeswehr hanya dalam waktu setengah tahun. Rusia telah membuat langkah besar dalam sistem tempur modern. Kapasitasnya untuk memproduksi pesawat nirawak telah meningkat lebih dari enam kali lipat, dan keahlian serta persenjataan rudal supersonik dan hipersoniknya menimbulkan risiko besar bagi NATO," kata penulis laporan tersebut.
Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menjanjikan dana khusus sebesar €100 miliar untuk memodernisasi Bundeswehr, tak lama setelah pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina pada 2022. Pemerintahan koalisinya juga meningkatkan anggaran pertahanan menjadi €52 miliar tahun ini, tetapi mengurangi rencana ambisius karena keterbatasan anggaran yang ketat.
Presiden Kiel Institute Moritz Schularick berpendapat bahwa lambatnya kemajuan dalam pengadaan militer dan kurangnya pendanaan yang cukup untuk proyek-proyek pertahanan utama telah menunjukkan bahwa janji pemerintah koalisi adalah retorika kosong.
“Perdamaian akan terwujud ketika rezim di Moskow menyadari bahwa mereka tidak dapat memenangkan perang agresi di Eropa secara militer. Untuk itu, Jerman dan Eropa membutuhkan kemampuan militer yang kredibel. Jerman harus memiliki anggaran pertahanan tahunan yang memadai, setidaknya €100 miliar per tahun,” katanya. (I-2)
Ilmuan mengungkap manusia Neanderthal menjalankan 'pabrik lemak' sekitar 125.000 tahun lalu.
Thomas Muller memastikan dirinya tidak akan bergabung dengan Manchester United pada bursa transfer musim panas ini.
Berlin tengah memantau perkembangan di Selat Hormuz secara seksama.
Pemerintah Jerman menyatakan keprihatinan atas rencana Iran untuk menutup Selat Hormuz, salah satu jalur perdagangan penting bagi pasokan minyak dan gas dunia.
EMPAT belas pesawat kargo yang penuh dengan peralatan militer tiba di Israel di tengah konflik yang kian memanas di Timur Tengah.
Secara statistik sebenarnya Jerman dapat tampil dominan pada pertandingan ini dengan 56% penguasaan bola dan melepaskan 20 tendangan, namun Prancis dapat tampil lebih efektif.
Kremlin kembali menekankan bahwa invasi Rusia bertujuan untuk menghilangkan akar penyebab konflik.
Trump merasa frustasi terhadap kedua pihak yang berkonflik yakni Rusia dan Ukraina.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved