Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PEMERINTAH Israel, untuk pertama kali, akan membiayai penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh pemukim ilegal Yahudi di Jerusalem Timur yang diduduki. Media Israel melaporkan pada 26 Agustus.
Menurut penyiar publik Israel KAN, kantor Menteri Warisan Budaya Amichai Eliyahu--seorang menteri ekstremis yang dikenal dengan sikap anti-Palestina--akan mengalokasikan US$545.000 untuk proyek yang diharapkan akan dilaksanakan dalam beberapa minggu mendatang.
KAN juga melaporkan bahwa Kementerian Warisan Budaya telah menghubungi Kementerian Keamanan Nasional milik menteri sayap kanan Itamar Ben-Gvir untuk mendapatkan izin polisi Israel untuk tur yang didanai para pemukim ke Al Aqsa.
Baca juga : Uni Eropa Kutuk Menteri Israel Izinkan Warga Yahudi Ibadah di Masjid Al Aqsa
Sebelumnya pada hari yang sama, Ben-Gvir menyatakan bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al Aqsa. Ia akan membangun sinagoge di lokasi titik api tersebut.
Sebagai tanggapan, kelompok perlawanan Palestina Hamas memperingatkan bahwa keputusan Israel untuk mendanai serangan ke situs tersuci ketiga dalam Islam merupakan eskalasi berbahaya yang dapat memicu perang agama.
"Pemerintah fasis ekstremis ini bermain api, karena tidak peduli dengan akibat dari perilaku Zionisnya dalam melanggar kesucian, status, dan identitas Masjid Al Aqsa yang diberkahi di negara Arab dan Islam kita," kata pernyataan Hamas.
Kelompok tersebut telah melancarkan serangan pada 7 Oktober terhadap Israel sebagai tanggapan atas pelanggaran Israel di Masjid Al-Aqsa. (TRT World/Z-2)
MENTERI Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengizinkan para pemukim ilegal untuk bernyanyi dan menari dengan bebas selama kunjungan mereka ke kompleks Masjid Al-Aqsa.
Ribuan Jamaah Hadiri Salat Jumat Pertama Bulan Ramadan di Masjid Al-Aqsa.
KOMITE Kristen Islam untuk Dukungan Jerusalem dan Tempat-Tempat Suci mengecam rekomendasi polisi pendudukan Israel untuk membatasi akses jamaah ke Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan.
HAMAS mengecam rekomendasi lembaga keamanan Israel untuk membatasi salat umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan yang dimulai Jumat (28/2) ini.
ISRAEL mempertimbangkan untuk pemberlakuan pembatasan baru di kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem menjelang bulan suci Ramadan. Demikian dilaporkan media Israel pada Senin (24/2).
POLISI Israel mengawal 632 pemukim menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka dilaporkan melakukan ritual dan berkeliling di halaman kompleks masjid yang disucikan umat Islam sedunia itu.
Sejak awal Ramadan, Israel telah membatasi masuknya jamaah Palestina dari Tepi Barat ke dalam masjid Al-Aqsa dan hanya mengizinkan warga Palestina dari Jerusalem Timur dan warga Arab Israel.
MESKIPUN kehilangan kakinya dalam serangan Israel, dokter Palestina Khaled Al-Saidi melanjutkan karier medisnya dengan dedikasi yang tak tergoyahkan setelah dipasangi kaki palsu.
Orang-orang Yahudi, orang-orang Israel, bahkan masuk ke Masjid Al-Aqsa dengan menggunakan sepatu, hingga minum khamr.
UMAT Islam di dunia sudah saatnya memiliki strategi pembebasan Al-Aqsa dari pendudukan Israel saat ini. Strategi pembebasan dimulai dengan persiapan memperkuat ilmu pengetahuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved