Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kamala Harris Diminta Komitmen terhadap Gaza

Ferdian Ananda Majni
27/7/2024 11:45
Kamala Harris Diminta Komitmen terhadap Gaza
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris(AFP)

WAKIL Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris tidak akan tinggal diam dalam menghadapi penderitaan warga Palestina, seiring dengan berkecamuknya perang Israel di Gaza.

Namun, para pembela hak asasi manusia Palestina ingin tahu secara pasti langkah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kendali Harris.

Wakil presiden yang juga calon presiden dari Partai Demokrat menekankan penderitaan warga Palestina di Gaza setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis. Namun demikian, dia menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Israel.

Baca juga : Netanyahu Akan Kirim Delegasi untuk Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

Para aktivis mengatakan bahwa mengungkapkan simpati terhadap warga Palestina tanpa melakukan perubahan berarti dari kebijakan dukungan militer dan diplomatik tanpa syarat AS tidak akan membantu Harris memenangkan kembali pemilih yang merasa diabaikan oleh Presiden Joe Biden terkait perang tersebut.

“Tanpa komitmen nyata untuk berhenti membunuh anak-anak Gaza, saya tidak peduli dengan empatinya terhadap mereka,” kata sosiolog di Universitas Chicago, Eman Abdelhadi, dilansir Al Jazeera, Sabtu (27/7).

Dia menekankan bahwa AS memikul tanggung jawab atas kekejaman yang dilakukan terhadap warga Palestina.

Baca juga : Kamala Harris Desak Netanyahu Selesaikan Gencatan Senjata

“Bersikap empati kepada seseorang yang Anda tembak di kepalanya bukanlah hal yang patut dipuji. Kami tidak membutuhkan empati dari orang-orang ini. Kita membutuhkan mereka untuk berhenti menyediakan senjata dan uang yang secara aktif membunuh orang-orang yang mereka anggap berempati," sebutnya.

Selain itu, meskipun tanggapan Harris dianggap menyimpang dari retorika Biden, para kritikus berpendapat bahwa wakil presiden tersebut tidak mengartikulasikan posisi kebijakan baru apa pun.

Setelah mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu pada Kamis lalu, Harris menyampaikan pernyataan di televisi mengenai konflik tersebut, di mana dia menegaskan kembali komitmennya yang teguh kepada Israel dan berjanji untuk selalu memastikan bahwa negara tersebut dapat mempertahankan diri.

Baca juga : Puluhan Mayat Ditemukan Setelah Pasukan Isarel Mundur dari Gaza

“Saya juga menyampaikan kepada perdana menteri keprihatinan serius saya mengenai skala penderitaan manusia di Gaza, termasuk kematian terlalu banyak warga sipil tak berdosa,” kata Harris, seraya menyebut perang tersebut menghancurkan.

“Gambaran anak-anak yang meninggal dan orang-orang yang putus asa serta kelaparan yang melarikan diri demi keselamatan, kita tidak bisa mengabaikan tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan ini, dan saya tidak akan diam," ujarnya.

Dia juga menyuarakan dukungan terhadap proposal gencatan senjata multi-tahap Biden untuk mengakhiri perang dan membebaskan tawanan Israel di Gaza.

Baca juga : PM Inggris Keir Starmer dan Biden Bahas Gencatan Senjata Gaza

Israel dan Hamas telah melakukan perundingan secara tidak langsung selama berbulan-bulan untuk menyelesaikan perjanjian tersebut, namun sejauh ini belum ada solusi yang ditemukan. Setidaknya di permukaan, nada bicara Harris tampak menyimpang dari pernyataan Biden yang pro-Israel.

“Harris menciptakan jarak dari Biden di Gaza dengan menekankan penderitaan warga Palestina,” demikian bunyi judul utama Washington Post setelah komentar wakil presiden tersebut.

Namun, Hazami Barmada, seorang aktivis Arab-Amerika yang mengorganisir protes di ibu kota AS untuk menyadarkan situasi di Gaza, mengatakan bahwa pernyataan simpati publik dari wakil presiden tidak membuat perbedaan.

Barmada menekankan bahwa Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dia melihat anak-anaknya sendiri di wajah anak-anak di Gaza. Namun, departemen Blinken terus menyetujui senjata senilai miliaran dolar untuk Israel.

“Jadi tidak, menurut saya empati saja tidak cukup,” kata Barmada kepada Al Jazeera.

“Kami telah menyaksikan genosida, pembersihan etnis, apartheid, pendudukan ilegal, kekerasan, segala jenis kekejaman yang terjadi terhadap warga Palestina di layar televisi kami selama 76 tahun. Kita perlu melampaui empati dan mengambil tindakan sebelum terlambat," lanjutnya.

Harris tampaknya akan mewarisi nominasi Partai Demokrat dari Biden, yang mengundurkan diri dari pemilihan presiden pada hari Minggu dan malah mendukung wakil presiden.

Tanpa adanya oposisi yang serius, Biden telah memenangkan mayoritas suara dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat.

Namun, ratusan ribu orang di seluruh negeri memilih opsi “uncommitted” pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat untuk menyatakan penolakan terhadap kebijakan presiden di Gaza.

Gerakan yang tidak berkomitmen ini telah mengartikulasikan tiga tuntutan kebijakan utama: mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan, memberlakukan embargo senjata terhadap Israel, dan mencabut pengepungan terhadap Gaza. (Al Jazeera/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya