Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
PBB telah meminta militer Israel untuk menjunjung kewajiban mendasar mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional dan menghentikan serangan terhadap fasilitas medis, serta staf kesehatan setelah terbunuhnya Hani Al Ja'afarwi, kepala layanan darurat dan ambulans di sebuah klinik Gaza, pada Minggu (23/6).
Dalam sebuah pernyataan, Kantor Hak Asasi Manusia PBB di wilayah pendudukan memohon Israel untuk segera menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang dilindungi, termasuk petugas kesehatan.
"Menyerukan penyelidikan segera dan tidak memihak atas pembunuhan ini dan pertanggungjawaban para pelakunya," katanya.
Baca juga : Israel Tolak Laporan PBB yang Menuduh Kejahatan Kemanusiaan di Gaza
Sekitar 500 petugas kesehatan di Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober, kata PBB, di tengah serangan sistematis terhadap rumah sakit dan fasilitas medis lainnya yang melanggar hukum perang.
Permohonan PBB terbaru datang pada hari yang sama ketika petugas medis Palestina lainnya tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang ditargetkan.
Fadi Al-Wadiya, seorang fisioterapis berusia 33 tahun dari Doctors Without Borders (MSF) diserang dan dibunuh, bersama lima orang lainnya saat mengendarai sepedanya untuk bekerja di Kota Gaza pada Selasa (25/6).
Baca juga : PBB Selidiki Peran Dermaga Bantuan AS terkait Serangan Israel di Nuseirat
Melalui akun X (Sebelumnya Twitter) Israel Defense Forces (IDF) mengatakan Al Wdiya merupakan anggota teroris.
"Selalu periksa siapa yang Anda pekerjakan… Rekan Anda, Fadi Al-Wadiya, adalah teroris signifikan dalam Jihad Islam. Dia mengembangkan rangkaian roket organisasi teroris tersebut, yang juga dikenal sebagai cara untuk membahayakan nyawa warga sipil," dalam pernyataan itu.
"Dia hanyalah kasus lain dari teroris di Gaza yang mengeksploitasi penduduk sipil sebagai perisai manusia." (Aljazeera/fer)
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, kembali mengingatkan kelaparan masif di Gaza bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
Solusi dua negara dianggap tetap menjadi cara terbaik untuk mewujudkan kenegaraan Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved