Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Keluarga Korban Kecelakaan Boeing 737 Max Menuntut Denda US$24,8 Miliar

Akmal Fauzi
20/6/2024 08:00
Keluarga Korban Kecelakaan Boeing 737 Max Menuntut Denda US$24,8 Miliar
Keluarga korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 mencari barang milik korban di Posko Evakuasi JICT 2 Pelabuhan Tj. Priok, Jakarta, 31/10/2018)(Dok.MI)

KELUARGA korban dua kecelakaan pesawat Boeing 737 Max meminta Departemen Kehakiman AS menjatuhkan denda sebesar US$24,8 miliar atas tuduhan kejahatan korporasi paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS). 

Pengacara keluarga, Paul Cassell, mengatakan jumlah tersebut dinilai pantas mengingat besarnya korban jiwa akibat tuduhan kejahatan yang dilakukan Boeing.

Dalam surat setebal 32 halaman yang dilihat BBC, Cassell mengatakan pemerintah AS harus mengadili mereka yang memimpin perusahaan tersebut atas insiden yang menewaskan 346 orang dalam dua kecelakaan pada tahun 2018 dan 2019. Surat tersebut mengutip permintaan maaf CEO Boeing Dave Calhoun pada hari Selasa (18/6) saat dia memberikan bukti kepada Kongres.

Baca juga : Korban Dua Kecelakaan Boeing Tuntut Ganti Rugi Total US$25 Miliar

“Saya minta maaf atas kesedihan yang kami timbulkan,” katanya, ketika ia dicemooh oleh anggota keluarga korban kecelakaan itu.

Dua kecelakaan pesawat 737 Max terjadi di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 jiwa, hanya dalam lima bulan.

Pada Oktober 2018, seluruh penumpang Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang 13 menit setelah lepas landas dari Jakarta. Sebanyak 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga : Kecelakaan Boeing di Tiongkok, AS Tunjuk Penyelidik untuk Investigasi

Pada Maret 2019, sebuah penerbangan Ethiopian Airlines jatuh enam menit setelah lepas landas dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. 157 penumpang dilaporkan tewas. Kedua kecelakaan itu terkait dengan sistem kontrol penerbangan yang rusak.

Calhoun mengakui dalam pidatonya di Kongres bahwa perusahaannya telah melakukan kesalahan dan mengatakan pihaknya telah belajar dari masa lalu.

Pengacara korban mengatakan kliennya merekomendasikan agar Departemen Kehakiman AS memerintahkan sebagian dari denda itu nantinya bisa digunakan untuk menciptakan pemantau independen terhadap langkah-langkah keselamatan dan kepatuhan perusahaan penerbangan itu. 

Baca juga : Iran Tolak Beri Kotak Hitam Pesawat Ukraina ke AS

Keluarga korban tewas dalam kecelakaan itu menghadiri sidang di Kongres pada hari Selasa (18/6) dan membawa foto orang-orang yang mereka cintai.

“Saya terbang dari Inggris ke Washington DC untuk mendengar langsung apa yang dikatakan CEO Boeing kepada Senat dan dunia tentang peningkatan keselamatan apa pun yang dilakukan di perusahaan itu,” kata Zipporah Kuria, yang ayahnya tewas dalam kecelakaan sebuah pesawat pada tahun 2019. Jet Boeing 737 MAX 8.

“Saya juga terus menekan pemerintah AS untuk meminta pertanggungjawaban Boeing dan eksekutif perusahaannya atas kematian 346 orang. Kami tidak akan berhenti sampai kami melihat keadilan.”



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya