Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KEMENTERIAN Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 35 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara di Rafah.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak yang terlantar dan menjadi sasaran dengan "alat pembunuh massal" saat mereka sudah kekurangan air, makanan, obat-obatan, listrik, dan bahan bakar, menurut kementerian tersebut.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan militer Israel telah menargetkan setidaknya 10 pusat pengungsian yang terkait dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Palestina (UNRWA) dalam 24 jam terakhir.
Baca juga : UNRWA Mendorong Penyelidikan Independen atas Serangan Israel terhadap Gudang Bantuan di Gaza
Tempat-tempat penampungan yang menampung puluhan ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah diserang di Jabalia, Nuseirat, Kota Gaza, dan Rafah. Dengan serangan terbaru di Rafah, jumlah korban tewas dari serangan tersebut mencapai lebih dari 190, menurut kantor tersebut.
Kantor tersebut menganggap serangan itu sebagai "pesan jelas" dari Israel dan pemerintah Amerika Serikat kepada Mahkamah Internasional (ICJ) dan komunitas global bahwa "pembantaian terhadap orang-orang terlantar dan anak-anak akan terus berlanjut, dan melanggar hukum internasional tidak akan berhenti."
Para penyintas dari serangan Rafah di kamp pengungsian telah berbicara kepada Al Jazeera tentang serangan Israel tersebut.
Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan
"Saya sedang berjalan dan melihat ponsel saya ketika area tersebut diserang," kata salah satu penyintas kepada Al Jazeera.
"Saya tidak menyadari apa yang telah terjadi. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga saya. Ibu saya bersama saya, dan saudara saya terluka di kamp. Saya jatuh ke tanah dan melihat bahwa kaki saya terbelah," tambahnya.
Penyintas lainnya mengatakan serangan udara Israel "membakar seluruh blok". "Mereka membakar orang-orang hidup-hidup."
Baca juga : UNRWA Kecewa dengan Negara-negara Donor
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa serangan mereka di Rafah yang telah menewaskan setidaknya 35 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menargetkan "kompleks organisasi teroris Hamas di Rafah, di mana teroris utama organisasi tersebut berada".
Dikatakan serangan tersebut dilakukan "sesuai dengan hukum internasional, menggunakan amunisi presisi, dan berdasarkan intelijen awal yang menunjukkan penggunaan area tersebut oleh teroris Hamas".
Militer Israel menambahkan mereka menyadari "klaim" tentang kebakaran yang terjadi di area tempat penampungan UN yang menyebabkan "sejumlah orang yang tidak terlibat" terluka. (Al Jazeera/Z-3)
RIBUAN warga Israel turun ke jalan pada Minggu (17/8) memprotes kebijakan PM Benjamin Netanyahu dan menyerukan diakhirinya perang di Gaza serta mendesak pembebasan para sandera.
RIBUAN warga Israel kembali turun ke jalan pada Minggu (17/8) menuntut diakhiri perang di Jalur Gaza, Palestina.
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyampaikan seruan agar warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza.
Israel mengizinkan warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, di tengah persiapan militer Israel melakukan serangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mendapat perintah untuk menghancurkan dua wilayah yang dianggap masih dikuasai Hamas, yakni Kota Gaza dan Al Mawasi.
AS menghentikan semua visa kunjungan bagi warga Jalur Gaza sambil menunggu peninjauan yang lengkap dan menyeluruh.
Pemerintah banyak melakukan sejumlah terobosan untuk membela Palestina yang termasuk pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Keputusan Indonesia meningkatkan langkah bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza didasari dengan semakin mendesaknya tuntutan aksi konkret akibat kekejaman Zionis Israel.
MENTERI Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan pihaknya telah menyiapkan daftar personel polisi Palestina yang akan menjalani pelatihan di Mesir dan Yordania.
JUMLAH kematian akibat malanutrisi di tengah pengepungan dan krisis pasokan makanan di Jalur Gaza bertambah menjadi 235 orang, termasuk 106 anak.
MILITER Israel menghancurkan lebih dari 300 rumah selama tiga hari terakhir di lingkungan Zeitoun, Jalur Gaza tengah. Ini merupakan rencana pendudukan yang sedang berlangsung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved