Headline
Lashing kendaraan di atas kapal sudah diatur oleh pemerintah.
Lashing kendaraan di atas kapal sudah diatur oleh pemerintah.
PARA pegawai dari Eropa di badan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA mengeluarkan peringatan keras mengenai kelanjutan operasionalnya di Gaza. Sebab, penghentian pendanaan sejumlah negara donor akan memaksa program organisasi ini terhenti dalam hitungan minggu.
Direktur Kantor Perwakilan UNRWA untuk Eropa Marta Lorenzo menyampaikan pengumuman tersebut saat mengambil bagian dalam panel yang diselenggarakan bersama oleh komite urusan luar negeri dan pembangunan parlemen Eropa.
Dalam menyoroti situasi mengerikan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Lorenzo menekankan bahwa penangguhan pendanaan dari negara-negara tertentu telah membuat UNRWA berada di ambang kebangkrutan di Gaza.
Baca juga : Sekjen PBB Sebut Mustahil Bubarkan UNRWA
“Rafah sekarang menampung populasi enam kali lebih besar dibandingkan sebelum perang, dan kondisi di sana tidak dapat digambarkan,” katanya.
Menarik perhatian pada penderitaan warga Gaza yang bergulat dengan kelaparan dan penyakit saat terjebak di selatan, Lorenzo menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan yang efektif. Dia mengutip keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini di Den Haag, Belanda yang menyerukan aksi cepat.
Namun, dia menyesalkan bahwa UNRWA memiliki biaya hanya untuk beberapa minggu lagi sebelum mereka terpaksa menghentikan operasinya.
Baca juga : Di Rafah, Pengungsi Gaza Hidup Seperti di Film Horor
Lorenzo juga menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh staf UNRWA, dengan menyebutkan contoh-contoh di mana konvoi di utara menjadi sasaran, sehingga mengakibatkan korban jiwa di antara para karyawan. Terlepas dari risiko-risiko ini, UNRWA telah berupaya untuk menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak, meskipun dalam keadaan yang berbahaya.
Penghentian operasi UNRWA, dia memperingatkan, tidak hanya akan memperburuk penderitaan kemanusiaan.
“Konvoi kami di utara diserang di tiga tempat berbeda. Kami dapat mengirimkan bantuan ke utara pada tanggal 23 Januari (tetapi) 156 karyawan kami kehilangan nyawa (sementara) 13 ribu karyawan kami bekerja dalam risiko kematian setiap hari,” katanya.
Baca juga : Qatar Tetap Danai UNRWA, Abaikan Propaganda Israel
Lorenzo menekankan bahwa jika UNRWA menghentikan kegiatannya, hal ini akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan. Kemudian juga akan dianggap sebagai penarikan dukungan internasional untuk penyelesaian konflik yang adil dan damai di wilayah tersebut.
Dia juga menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim pejabat Israel yang dibagikan kepada UNRWA.
“Jika kami menghentikan operasi kami, kami akan melihat lebih banyak ketidakstabilan di kawasan ini, bahkan di Eropa,” kata Lorenzo, mengakhiri pidatonya yang mendapat tepuk tangan dari anggota parlemen. (Anadolu/Z-4)
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Mantan kontraktor keamanan GHF mengaku kepada BBC, ia menyaksikan rekan-rekannya menembaki warga Palestina.
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai salah satu bentuk genosida paling brutal dalam sejarah modern
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS), menyerukan perdamaian di Gaza, Palestina.
Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, dalam laporannya menyebut sedikitnya 48 perusahaan yang diduga membantu operasi militer dan sistem pendudukan Israel.
IRAN menolak klaim pembenaran AS atas serangan Negeri Paman Sam terhadap fasilitas nuklir Iran yang disebut Washington sebagai pembelaan diri kolektif.
Antonio Guterres pada (28/6) waktu setempat menyambut baik penandatanganan kesepakatan damai yang digelar sehari sebelumnya antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda.
TAK terasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasuki usia ke-80 tahun dengan menghadapi badai kritik di tengah krisis legitimasi dan keterbatasan anggaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved