Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Joe Biden Puji Pemimpin Senat AS karena Kritik Benjamin Netanyahu

Cahya Mulyana
16/3/2024 12:15
Joe Biden Puji Pemimpin Senat AS karena Kritik Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu(AFP/RONEN ZVULUN)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji teguran keras pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Schumer, yang berdarah Yahudi, menilai Netanyahu sangat tunduk terhadap ekstrimis yang mengharapkan pemilu segera di Israel.

Biden mengatakan Schumer telah memberi tahu stafnya sebelum menyampaikan pidatonya di Senat. 

“Dia menyampaikan pidato yang bagus, dan saya pikir dia mengungkapkan keprihatinan serius yang dirasakan tidak hanya oleh dia, tetapi juga oleh banyak orang Amerika,” kata Biden saat menjamu pemimpin Irlandia Leo Varadkar.

Baca juga : Benjamin Netanyahu Menolak Kritik Joe Biden terhadap Kebijakan Perang Israel di Gaza

Schumer, pemimpin Yahudi pertama di Senat AS, mengatakan Netanyahu telah kehilangan arah. Dia mengatakan Netanyahu terlalu sering tunduk pada tuntutan para ekstremis.

AFP/Tom Brenner/Getty Images--Presiden AS Joe Biden

“Israel tidak bisa bertahan jika menjadi paria. Sebagai pendukung setia Israel, menjadi jelas bagi saya bahwa koalisi Netanyahu tidak lagi sesuai dengan kebutuhan Israel setelah 7 Oktober," tegasnya.

Baca juga : Biden Peringatkan Israel Bantuan Gaza Harga Mati

Dia mengacu pada serangan mendadak lintas batas yang dipimpin Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Israel menanggapi serangan itu dengan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 31 ribu orang dan menyebabkan kehancuran dan pengungsian yang meluas di wilayah pesisir tersebut.

AFP/Anna Moneymaker/Getty Images--Pemimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer

Lima bulan setelah konflik terjadi, Schumer mengatakan jelas bahwa Israel perlu mempertimbangkan situasi dan mengubah arah kebijakan. 

Dia menilai Israel membutuhkan sosok pemimpin baru melalui pemilu untuk menggantikan Netanyahu.

Tujuannya guna memungkinkan proses pengambilan keputusan yang sehat dan terbuka mengenai masa depan Israel. Banyak warga Israel yang kehilangan kepercayaan terhadap nasib dan arah pemilu Israel.

“Saya juga percaya mayoritas masyarakat Israel akan menyadari perlunya perubahan dan saya percaya bahwa mengadakan pemilu baru, setelah perang mulai mereda, akan memberikan kesempatan kepada Israel untuk mengekspresikan visi mereka untuk masa depan pascaperang,” pungkasnya. (Anadolu/Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya