Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Israel Tolak Proposal Baru Hamas tentang Gencatan Senjata

Cahya Mulyana
15/3/2024 21:16
Israel Tolak Proposal Baru Hamas tentang Gencatan Senjata
Ilustrasi: Unjuk rasa yang mengecam genosida Israel di depan Gedung Putih Amerika Serikat pada 4 Maret 2024( Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina di Gaza, Hamas mengajukan rancangan proposal baru gencatan senjata. Tetap pihak pendudukan atau penjajah, Israel, menolaknya karena dinilai tidak realistis.

Proposal baru itu tujuannya untuk mengakhiri perang Israel di Gaza. Termasuk pembebasan tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, 100 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup.

Gencatan senjata ini akan dilakukan dalam tiga fase, dengan masing-masing tahap berlangsung selama 42 hari, kata sumber kepada Al Jazeera tentang proposal baru Hamas.

Pada tahap pertama, Hamas mengatakan pasukan Israel harus mundur dari jalan al-Rashid dan Salah al-Din. Itu untuk memungkinkan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan mengalirnya bantuan, kata sumber tersebut.

Baca juga : Hamas Usulkan Proposal Baru Gencatan Senjata Selama Enam Pekan

Salah al-Din adalah jalan arteri utama yang membentang dari utara ke selatan di jalur tersebut. "Hamas mengatakan pembebasan awal warga Israel akan mencakup perempuan, anak-anak, orang tua dan tawanan yang sakit dengan imbalan 700 hingga 1.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel," menurut proposal baru Hamas itu.

Hamas juga mencantumkan pembebasan tahanan perempuan asal Israel. Hamas mengatakan 50 tahanan Palestina yang mereka pilih, 30 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup harus dibebaskan. Imbalannya pembebasan satu perempuan tentara cadangan Israel yang ditawan di Gaza.

Hamas mengatakan pada tahap kedua dari rencana tersebut, gencatan senjata permanen harus diumumkan sebelum pertukaran tentara yang ditangkap dapat dimulai. Sedangkan tahap ketiga akan mencakup memulai proses rekonstruksi di Gaza dan mencabut pengepungan Israel di wilayah kantong tersebut.

Baca juga : Hamas Bongkar Penyebab Kegagalan Gencatan Senjata di Gaza

Tidak realistis

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan proposal baru tersebut masih didasarkan pada tuntutan yang tidak realistis. Kabinet perang Israel dan kabinet keamanan yang lebih besar akan bertemu pada Jumat (15/3), untuk membahas proposal tersebut, yang diajukan Hamas kepada mediator internasional.

Melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, Willem Marx dari Al Jazeera mengatakan poin penting dalam perundingan Israel dan Hamas, yang menjadi ganjalan yang tidak dapat didamaikan bagi kedua belah pihak dalam beberapa minggu terakhir, adalah keinginan Israel untuk menumpas Hamas. Sebaliknya tuntutan Hamas adalah agar ada gencatan senjata permanen di Gaza dan penarikan mundur tentara Israel dari wilayah tersebut. Negosiasi selama berhari-hari dengan Hamas bulan ini mengenai gencatan senjata di Gaza pun gagal.

Baca juga : Hamas Berharap Perundingan Gencatan Senjata Dilanjutkan

Para mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mencoba mempersempit perbedaan antara Israel dan Hamas. Poinnya mengenai model gencatan senjata di tengah krisis kemanusiaan yang semakin parah menyebabkan seperempat penduduk di Jalur Gaza menghadapi kelaparan.

"Mesir berusaha mencapai gencatan senjata di Gaza, meningkatkan pengiriman bantuan ke jalur tersebut dan memungkinkan pengungsi Palestina di wilayah selatan dan tengah untuk pindah ke wilayah utara," kata Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada hari Jumat.

Marx melaporkan bahwa Israel juga mengatakan bahwa mereka ingin membiarkan potensi invasi ke Rafah tetap terbuka sebagai sebuah pilihan. Namun Hamas, jika mereka terus melanjutkan perundingan, mengatakan bahwa mereka ingin melihat semua pertempuran berakhir sesegera mungkin.

Israel telah lama memperingatkan akan adanya invasi darat ke Rafah , sebuah wilayah seluas 64 km persegi. Sekitar 1,4 juta warga Palestina telah mengungsi di wilayah tersebut. (AFP/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya