Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDEN Vladimir Putin mengharapkan jumlah pemilih yang mencapai rekor tertinggi dalam pemilu yang akan diselenggarakan pada 15-17 Maret. Keinginan orang terkuat di Rusia yang mengincar masa jabatan kelima melalui pemungutan suara yang dikontrol ketat itu dapat terwujud tanpa perlawanan berarti.
Aksi protes bertajuk Siang Melawan Putin atau Noon Against Putin yang diserukan mendiang Alexei Navalny dua minggu sebelum kematiannya di penjara Arktik, telah dilanjutkan oleh istrinya, Yulia Navalnaya. Dia menginginkan warga Rusia menunggu hingga tengah hari 17 Maret untuk pergi ke tempat pemungutan suara.
Kelompok ini tidak mempedulikan kandidat mana yang mereka pilih, asalkan bukan Putin dan datang tepat pada siang hari. "Pilihan ada padamu. Anda dapat memilih kandidat mana pun kecuali Putin,” kata Navalnaya dalam video YouTube.
Baca juga : Putin Siap Gunakan Senjata Nuklir Jika Kedaulatan Rusia Terancam
Dia menyarankan untuk merusak surat suara atau dengan menulis 'Navalny' dengan huruf besar di atasnya. "Bahkan jika Anda tidak melihat pentingnya memilih sama sekali, Anda bisa datang dan berdiri di TPS, lalu berbalik dan pulang," katanya.
Pemilihan presiden Rusia diperkirakan akan memberi Putin masa jabatan enam tahun lagi, sehingga ia akan tetap menjabat di Kremlin setidaknya hingga 2030. Pemungutan suara tersebut diadakan tanpa adanya penantang oposisi yang berarti.
Para pengamat internasional telah menyuarakan kekhawatiran mengenai transparansi dan akuntabilitas pemilu tersebut. Navalnaya memandang protes pemilu tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap oposisi Rusia dan cara ampuh bagi warga untuk menunjukkan mereka menentang perang Rusia terhadap Ukraina .
Baca juga : 3 Kilang Minyak Rusia Dihantam Drone Ukraina
Aksi protes tersebut mungkin merupakan satu-satunya hal yang memotivasi warga Rusia yang menentang Putin untuk hadir dan memilih. “Berapa banyak orang yang akan hadir adalah satu-satunya angka yang menarik dalam pemilu ini,” kata Matthew Wyman, pakar politik Rusia di Universitas Keele di Inggris.
“Kita harus menyabotase pemilu,” kata tokoh oposisi Rusia di pengasingan yang mengemukakan gagasan inisiatif ini Maxim Reznik kepada situs berita independen Rusia, Meduza .
Sebagian besar tokoh oposisi terkemuka Rusia telah menyuarakan dukungan mereka terhadap inisiatif Noon Against Putin, dimulai dari yayasan anti-korupsi Navalny. Novaya Gazeta, surat kabar independen Rusia, bahkan menyebut aksi protes tersebut sebagai kehendak Navalny.
Baca juga : Joe Biden Bersumpah tidak akan Tunduk pada Rusia
“Sangat tepat untuk menghubungkannya dengan Navalny karena itu adalah hal yang akan dia lakukan. Hal ini sejalan dengan banyak hal yang dilakukan dan diminta oleh Navalny kepada masyarakat: hal ini tidak sulit, dan dengan langkah kecil Anda dapat berharap untuk membuat perubahan besar,” tambah Pakar Rusia di Universitas Aberystwyth di Wales Jenny Mathers.
Sementara menurut Wyman aksi siang melawan Putin sangat cocok dengan strategi ini. Mengunjungi TPS pada waktu tertentu tidak memerlukan upaya khusus dari para pemilih dan juga tidak membahayakan mereka.
“Apa yang mereka lakukan adalah mencoba mencari cara untuk menunjukkan perlawanan tanpa risiko dipenjara. Protes ini brilian karena mereka melakukan apa yang rezim ingin Anda lakukan, memilih,” kata Wyman.
Baca juga : Ribuan Pelayat Hadiri Pemakaman Navalny di Moskow
Ia menambahkan bahwa polisi akan sulit untuk membenarkan penangkapan pemilih karena melakukan tugas sipil mereka. Dia menyarankan pentingnya memulai perlawanan dengan langkah-langkah kecil.
Banyaknya orang yang berkumpul saat pemakaman Navalny pada 1 Maret telah memberikan gambaran mengenai perbedaan pendapat di Rusia. Setidaknya 27 ribu orang datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Navalny di pemakaman Borisovsky di pinggiran Moskow, menurut hitungan outlet berita independen Rusia Mediazona.
Namun Pakar Rusia di Universitas Bath Stephen Hall memperkirakan jumlah pemilih yang hadir akan jauh lebih tinggi dibandingkan saat pemakaman Navalny dan menunjukkan bahwa sebagian besar warga Moskow yang hadir, dan polisi telah memperingatkan masyarakat untuk menjauh.
Baca juga : Vladimir Putin Ancaman Perang Nuklir Bila Ada Intervensi Militer Barat di Ukraina
“Di sini risiko penangkapannya rendah dan hal ini terjadi di seluruh Rusia. Ini adalah cara yang berisiko rendah untuk menunjukkan bahwa Anda menentang rezim dan perang,” katanya.
Hall yakin salah satu tantangan utama Noon Against Putin adalah memobilisasi orang di luar Moskow atau St. Petersburg.
“Putin selalu mengandalkan dukungan rakyat di pinggiran pusat kota besar. Jika antrian panjang terjadi di depan tempat pemungutan suara di seluruh Rusia pada tengah hari Minggu, dia mungkin mulai khawatir tentang tingkat popularitasnya yang sebenarnya,” jelasnya.
Baca juga : Ekonomi Rusia Berisiko Overheat sejak Invasinya ke Ukraina
Menurut Mathers noon against Putin juga bertujuan untuk mencuri perhatian media dari Kremlin. Rezim ingin pemilu kali ini tidak kontroversial.
"Jadi, semakin besar gangguan yang terjadi, seperti banyaknya orang yang datang ke tempat pemungutan suara pada siang hari, maka hal ini akan semakin menjadi masalah bagi Putin,” kata Mathers.
Putin sangat ingin berita utama dunia setelah pemilu mengatakan bahwa dia mendapatkan 85% mandat rakyat Rusia. Guna menentangnya, para pemilih harus hadir dalam jumlah besar di TPS pada Minggu siang. (AFP/Z-3)
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada umat Islam di seluruh dunia yang tengah merayakan Idul Adha. Di Rusia, Idul Adha dikenal sebagai Kurban Bayram.
Pejabat Ukraina mengeklaim Rusia meluncurkan beberapa gelombang serangan rudal dan pesawat nirawak di Ibu Kota Kiev dan kota-kota lain di seluruh negeri, Jumat (6/6) dini hari.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan keinginannya untuk memfasilitasi pertemuan antara pemimpin Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina.
Donald Trump menyatakan terbuka untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia ditembak jatuh dalam sebuah operasi udara di arah Kursk pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved