Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Jumlah Warga Palestina Tewas Akibat Perang Nyaris Mencapai 30.000 Orang

Ferdian Ananda Majni
28/2/2024 21:09
Jumlah Warga Palestina Tewas Akibat Perang Nyaris Mencapai 30.000 Orang
Warga Gaza mengubur saudaranya yang tewas karena serangan udara Israel(AFP)

JUMLAH korban tewas warga Palestina dalam perang Gaza dilaporkan mendekati 30.000 orang pada Rabu (28/2), sementara pertempuran masih terjadi meskipun adanya peringatan ancaman kelaparan di wilayah yang dikuasai Hamas.

"91 orang lainnya tewas dalam pemboman Israel semalam," kata kementerian kesehatan setempat.

Mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah berusaha menemukan jalan menuju gencatan senjata di tengah pertempuran sengit, dan para perunding mencari jeda enam minggu dalam perang yang telah berlangsung hampir lima bulan tersebut.

Baca juga : Hamas: Jalan masih Panjang Capai Kesepakatan Gencatan Senjata

Setelah serangkaian diplomasi, para mediator mengatakan kesepakatan akhirnya bisa tercapai. Gencatan senjata dilaporkan termasuk pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dengan imbalan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

“Harapan saya adalah pada Senin depan kita akan melakukan gencatan senjata tetapi kita belum selesai,” kata Presiden AS Joe Biden pada Selasa (28/2).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan bahwa pihaknya berharap segera dapat mengumumkan sesuatu dari hasil kesepakatan sebelum hari Kamis. Namun dia memperingatkan bahwa situasi di lapangan masih tidak menentu.

Baca juga : Menang di Michigan, Biden Diprotes Perang Israel di Gaza

Hamas telah mendorong penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, tetapi permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Namun sumber Hamas, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa kesepakatan itu mungkin akan membuat militer Israel meninggalkan kota-kota dan daerah berpenduduk, sehingga memungkinkan kembalinya beberapa warga Palestina yang terlantar dan bantuan kemanusiaan.

Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 29.954 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.

Baca juga : PBB: Israel Blokir Akses Bantuan Gaza Secara Sistematis

Ancaman Kelaparan Nyata

Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan yang mengakibatkan kematian sekitar 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan resmi AFP.

Militan juga menyandera sekitar 250 orang, 130 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 31 orang diperkirakan tewas, menurut Israel.

Baca juga : Indonesia dan OKI Serukan Penyelamatan UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina

Sejak perang dimulai, ratusan ribu warga Gaza telah mengungsi, dan hampir 1,5 juta orang kini memadati kota Rafah di bagian selatan, tempat Israel telah memperingatkan rencana mereka untuk melancarkan serangan darat.

Kelompok bantuan kemanusiaan memperingatkan bahwa mereka yang masih tinggal di Gaza utara menghadapi situasi yang semakin menyedihkan.

“Jika tidak ada perubahan, kelaparan akan segera terjadi di Gaza utara,” kata wakil direktur eksekutif Program Pangan Dunia Carl Skau kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa.

Baca juga : Indonesia Terus Dorong Gencatan Senjata di Palestina Segera Terlaksana

Rekannya dari kantor kemanusiaan PBB OCHA, Ramesh Rajasingham, memperingatkan akan terjadinya kelaparan yang meluas dan hampir tidak bisa dihindari.

WFP mengatakan tidak ada kelompok kemanusiaan yang dapat mengirimkan bantuan ke wilayah utara selama lebih dari sebulan, karena bantuan dihalangi oleh pasukan Israel untuk masuk.

“Saya belum makan selama dua hari,” kata Mahmud Khodr, warga kamp pengungsi Jabalia di utara, tempat anak-anak berkeliaran dengan panci kosong.

Baca juga : Raja Yordania Abdullah II Tekankan Dukungan Terhadap Palestina 

“Tidak ada yang bisa dimakan atau diminum,” ujarnya.

Sebagian besar truk bantuan telah dihentikan, namun militer asing telah menjatuhkan pasokan melalui udara termasuk pada hari Selasa di Rafah dan kota utama di selatan Gaza, Khan Yunis.

Bantuan apa pun yang masuk ke Gaza melewati perbatasan Rafah dari Mesir, sehingga memicu peringatan dari Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa setiap serangan terhadap kota tersebut akan menambah korban tewas pada operasi bantuan di wilayah tersebut.

Baca juga : Presiden AS Joe Biden Berharap Gencatan Senjata di Gaza Pekan Depan

Israel bersikeras akan memindahkan warga sipil ke tempat aman sebelum mengirim pasukan ke Rafah, namun Israel belum merilis rincian apa pun.

Mesir telah memperingatkan bahwa serangan terhadap kota tersebut akan menimbulkan dampak bencana di seluruh wilayah, dan Kairo khawatir akan masuknya pengungsi.

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa Israel akan mendengarkan rakyat Mesir dan kepentingan mereka, sedangkan Israel tidak dapat melakukan operasi apapun dengan populasi besar yang ada di Rafah saat ini.

Baca juga : OKI Serukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza

Menjelang ancaman serangan darat, wilayah tersebut telah berulang kali terkena serangan udara Israel.

Tentara mengatakan mereka telah membunuh sejumlah teroris dan menemukan senjata di Zeitun.

Dikatakan dua tentara lagi tewas dalam pertempuran di Gaza, sehingga jumlah korban keseluruhan menjadi 242 sejak dimulainya serangan darat pada 27 Oktober lalu. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya