Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
EMPAT pejuang Hamas, mengawal langkah Maya Regev, menuju kendaraan yang akan membawanya keluar dari Gaza, Palestina pada Sabtu, 25 November 2023. Momen langka pelepasan salah satu sandera Hamas itu viral di media sosial.
Sebabnya, tidak ada rasa takut yang tampak dari wajah Maya Regev.
Sebaliknya, senyuman demi senyuman terus diberikan Maya. Bahkan ia sempat mengucapkan, "Bye syukron," kepada pejuang Hamas.
Baca juga : Pejuang Hamas Janji akan Bebaskan Lebih Banyak Sandera
(AFP/HO/Hamas Media Office)
Cerita bermula ketika gadis asal Israel berusia 21 tahun itu berjalan tertatih-tatih dengan alat bantu yang menopang tubuhnya. Empat pejuang Hamas, mengawalnya hingga ia sampai ke sebuah kendaraan Palang Merah di Gaza.
Sesaat sebelum gadis berambut panjang itu memasuki kendaraan, sang pejuang Hamas mengucapkan kata perpisahan. Kata yang singkat namun disambut dengan senyum oleh Maya, sanderanya.
Baca juga : Surat Cinta Tawanan Ibu Yahudi kepada Pejuang Gaza
(AFP/HO/Hamas Media Office)
Begini dialog singkat antara keduanya.
"Bye Maya," ucap sang pejuang sambil melambaikan tangan kanannya, tanda perpisahan.
"Bye Syukron," jawab Maya, menjawab kalimat perpisahan itu, dengan pandangan mata ke arah sang pejuang, dan sedikit melempar senyum.
Lantas, Maya yang kakinya terluka dibaringkan di kendaraan Palang Merah, dengan senyum terlukis di bibirnya.
Momen perpisahan tersebut yang berlangsung amat singkat di bawah temaramnya malam, langsung membuat baper para kaum hawa sedunia. Syukron dalam bahasa arab jika diterjemahkan berarti, "Terima kasih."
Maya Regev, seorang tawanan yang dibebaskan dari Jalur Gaza, telah membuat geger media sosial, mengutip laporan dari kantor berita Royanews.
Hal itu juga memunculkan dugaan jika Maya Regev sudah terkena Stockholm syndrome, sebuah kondisi ketika seseorang yang menjadi korban sandera, justru menaruh simpati pada orang yang menyanderanya.
Faktanya, momen perpisahan Maya dan pejuang Hamas ini sempat memunculkan tagar #KhamasPleaseKidnapMe. Bahkan, muncul sejumlah gambar animasi mengenai momen perpisahan keduanya.
"Jangan salahkan laki-lakinya, ini pertama kalinya dia melihat laki-laki sejati," sebut salah seorang netizen asal Palestina.
"So sweettttt banget video perpisahannya. Habis say goodbye, mbak Mayanya tersenyum," kata netizen asal Indonesia.
"Mamas Hamas ndak ada lawane dah, semua terHamas Hamas, apalagi ciwi Isriwil itu si Maya Regev salah satu tawanan yang dibebaskan Hamas, jelas bingit sudah terhamas Hamas, duh Bye2 Mas Sukron, oke. Emang beda kalo liat IDF Diapers Forces," sahut netizen lain.
lan Regev Gerby, ayah Maya Regev saat audiensi di kantor PBB Eropa di Jenewa, Swiss, pada 14 November 2023. (AFP/PIERRE ALBOUY)
Maya Regev menjadi satu dari 58 sandera yang dibebaskan Hamas selama 4 hari terakhir saat berlangsungnya gencatan senjata antara Pasukan Pertahanan Israel dan kelompok Palestina. Malam itu, Maya dibebaskan bersama dengan 16 warga Israel dan 4 warga Thailand.
Maya adalah tawanan pertama Hamas dari acara Festival Musik Supernova pada 7 Oktober 2023 lalu, yang dilepaskan. Sementara sang adik, Itay, 18, masih disandera.
Maya diculik sebelum terkena peluru nyasar. Meskipun mengalami luka-luka, Maya berhasil bertahan hidup dan menghabiskan sekitar 50 hari mendekam dalam tawanan Hamas.
Saat ini, ia telah dirawat di Rumah Sakit Soroka di kota Be'er-Sheva, Israel, dan telah berkumpul kembali dengan keluarganya. Namun, dengan terisak-isak, Maya masih berduka karena adiknya Itay masih ditahan oleh Hamas. (Z-4)
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Sebanyak 127 orang di Gaza telah meninggal karena penyebab terkait malnutrisi, dengan satu dari tiga orang tidak makan selama beberapa hari, menurut PBB.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved