Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pembebasan kelompok sandera pertama yang disandera oleh Hamas pada hari Jumat hanyalah sebuah “permulaan” dan ada peluang “nyata” untuk memperpanjang gencatan senjata sementara di Gaza.
Biden juga mengatakan sudah waktunya untuk “memperbarui” upaya menciptakan solusi dua negara untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.
Sebanyak 24 sandera, 13 warga Israel, 10 warga Thailand, dan seorang warga Filipina, diserahkan ke Komite Palang Merah Internasional di Gaza oleh Hamas. Sementara Israel membebaskan 39 perempuan dan anak di bawah umur yang ditahan di penjara-penjaranya, kata Kementerian Luar Negeri Qatar.
Baca juga: Sukacita Sambut Pembebasan Tahanan Palestina
Biden, yang memimpin upaya AS untuk menghentikan pertempuran brutal antara Israel dan militan Hamas yang menguasai Gaza, mengatakan "Saya pikir peluangnya nyata" untuk memperpanjang gencatan senjata.
Dia menyambut baik dimulainya proses gencatan senjata selama empat hari untuk memfasilitasi pembebasan sandera dan tahanan.
Baca juga: Ayah Relawan MER-C di Gaza Beri Pesan Menyentuh
“Pagi ini saya telah berdiskusi dengan tim saya saat kami memulai beberapa hari pertama penerapan kesepakatan ini. Ini baru permulaan, tapi sejauh ini berjalan dengan baik,” katanya.
Ketika ditanya tentang sandera perempuan dan anak-anak Amerika yang bisa dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Biden mengatakan dia tidak tahu kapan mereka akan dibebaskan tetapi “kami memperkirakan hal itu akan terjadi.”
Dia juga mendesak upaya yang lebih luas untuk keluar dari krisis ini menuju penciptaan negara Palestina yang layak berdampingan dengan Israel, dengan alasan “perlunya memperbarui tekad kita untuk mencapai solusi dua negara.”
Para pengunjuk rasa di seluruh Amerika Serikat telah menyerukan Biden untuk mendorong gencatan senjata permanen, dan demonstrasi pada hari Kamis bahkan mengganggu parade Hari Thanksgiving terbesar di negara itu di New York.
Saat presiden menghadiri upacara penyalaan pohon Natal di Nantucket pada hari Jumat, sekitar 10 pengunjuk rasa meneriakkan “Biden, Biden kamu tidak bisa bersembunyi, kami menuduhmu melakukan genosida,” sambil memegang spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina.”
Sebelumnya pada hari itu, ketika presiden berjalan, segelintir orang meneriakkan “bebaskan Palestina” dan “gencatan senjata sekarang.”
Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober memicu serangan udara dan darat oleh Israel, yang telah berjanji untuk menghancurkan militan Palestina. Di Gaza, hampir 15.000 orang, 6.150 di antaranya anak-anak, tewas dalam perang tersebut, kata para pejabat di wilayah yang dikuasai Hamas.
Sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas di Israel selama serangan 7 Oktober dan sekitar 240 orang disandera, menurut pejabat Israel. (AFP/Z-3)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Pemain Nice Youcel Atal diduga mengunggah video dari seorang ulama Palestina di Instagram yang mengajak melakukan penyerangan terhadap orang Yahudi.
Todibo tertangkap kamera sedang tertawa saat mengheningkan cipta sebelum laga antara Prancis dan Belanda di Amsterdam, Jumat (13/10) untuk mengenang korban konflik Hamas dan Israel.
Gelandang Belanda itu mengungah komentar, yang kini telah dihapus, di media sosial pada Minggu (15/10) malam.
Atal sebelumnya telah diskors oleh klubnya, Nice, untuk waktu yang tidak ditentukan meski dia dengan segera menghapus unggahannya itu dan meminta maaf.
El Ghazi diskors pada 17 Oktober lalu karena dipandang mengambil posisi terkait konflik di Timur Tengah yang dipandang tidak bisa diterima oleh klub.
Berada di peringkat tiga Grup I, Israel dijadwalkan berhadapan dengan Swiss pada 15 November dan kemudian Romania, tiga hari kemudian, di Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved