Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA pemimpin Arab secara terang-terangan menekan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza. Itu terjadi setelah warga Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 15 orang di sebuah sekolah yang dikelola PBB.
Tetapi Blinken menolaknya dengan alasan yang selalu dipegang Israel yakni gencatan senjata akan membuat Hamas lebih kuat. Kekuatan dunia dan regional gagal mencapai konsensus mengenai cara menangani konflik yang meningkat dalam empat minggu sejak pejuang Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menerobos perbatasan Israel.
Israel sejak itu menyerang Gaza dari udara, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat, yang memicu kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, kata pejabat kesehatan Gaza pada Sabtu (4/11), menewaskan lebih dari 9.488 warga Palestina.
Blinken bertemu dengan menteri luar negeri Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Yordania di Amman. “Saat ini kita harus memastikan perang ini berhenti,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada konferensi pers setelah pertemuan itu.
Blinken mengatakan semua pihak sepakat mengenai perlunya perdamaian dan bahwa status quo di Gaza saat ini tidak dapat dipertahankan. Namun dia mengakui ada perbedaan antara Washington dan sekutunya.
Baca juga:
> Viral Buah Semangka dan Palestina, Berikut 3 Faktanya
> Ribuan Orang di Israel Kecam Netanyahu
“Gencatan senjata sekarang hanya akan membuat Hamas tetap bertahan, mampu berkumpul kembali dan mengulangi apa yang terjadi pada 7 Oktober,” kata Blinken, yang melakukan perjalanan keduanya ke wilayah tersebut sejak Israel dan Hamas berperang.
Washington mempertahankan dukungannya yang kuat terhadap Israel namun juga mulai menganjurkan penghentian sementara bantuan kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza. Pada Jumat (3/11), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak proposal jeda dari Blinken setelah seharian pertemuan.
Presiden AS Joe Biden mengisyaratkan bahwa upaya negaranya untuk mewujudkan jeda kemanusiaan untuk membebaskan para sandera di Gaza tengah dilakukan. Dia menyampaikan hal itu melalui pernyataan singkat, "Ya" dibarengi dengan mengacungkan jempol saat meninggalkan gereja di Pantai Rehoboth, Delaware. (CNA/Z-6)
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved