Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan jeda kemanusiaan untuk mengeluarkan sandera Hamas dari Gaza, Palestina. Jawaban tersebut ia sampaikan saat seorang rabi atau pendeta Yahudi menuntut AS mendorong Israel melakukan gencatan sejata.
Hal itu ia sampaikan sebagai jawaban terhadap satu dari 200 pendukungnya yang menghadiri rapat akbar di Minnesota pada Rabu (1/11) malam. “Sebagai seorang rabi, saya ingin Anda menyerukan gencatan senjata sekarang juga,” kata seorang rabi yang menghadiri acara itu.
Biden menjawabnya dengan mengatakan, "Saya pikir kita perlu jeda. Jeda berarti memberikan waktu untuk mengeluarkan para tahanan (sandera)," jawabnya.
Baca juga : Potensi Kekerasan Terhadap Kelompok Yahudi di AS Menguat ke Level Tertinggi
Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa yang dimaksud dengan tahanan yang dimaksud Biden adalah sandera yang ditahan oleh Hamas. Biden berbicara lebih jauh dengan wanita tersebut, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dijuluki Bibi.
"Saya adalah orang yang meyakinkan Bibi untuk menyerukan gencatan senjata agar para tahanan bisa keluar. Saya adalah orang yang berbicara dengan (Presiden Mesir Abdel Fattah El-) Sisi untuk meyakinkan dia agar membuka pintu di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir untuk mengizinkan sandera yang dibebaskan pergi," paparnya.
Baca juga : Dukung Palestina Berbuah PHK, Intimidasi Hingga Ancaman Hukum
Biden mengindikasikan bahwa dia sedang membahas pembebasan dua sandera AS yang sebelumnya ditahan oleh Hamas. Gedung Putih sebelumnya menyerukan jeda kemanusiaan untuk memungkinkan bantuan dikirim ke Gaza atau untuk melakukan evakuasi.
Namun sejauh ini Biden menolak untuk membahas gencatan senjata karena hal itu hanya akan menguntungkan Hamas. Perang antara Israel dan Hamas memasuki hari ke-26 pada Rabu (1/11) yang telah membunuh hampir 9.000 orang Gaza dan 1.500 Israel. (AFP/Z-4)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Dengan mengambil jeda selama lima detik saja, pasangan dapat meredakan emosi negatif dan mengurangi agresivitas selama konflik.
Negara mengucurkan dana penyelenggaraan mencapai Rp400 miliar dan melakukan renovasi terhadap sejumlah stadion yang akan digunakan di Piala Dunia U-17.
Djayadi juga menegaskan dipisahnya pemilu tingkat nasional dan daerah membuat koordinasi pusat dengan daerah berjalan lebih efektif.
Aplikasi Konferensi Video kian Tenar di Tengah Pandemi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved