Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

FBI: Potensi Kekerasan Terhadap Kelompok Yahudi di AS Menguat ke Level Tertinggi

Zubaedah Hanum
01/11/2023 20:27
FBI: Potensi Kekerasan Terhadap Kelompok Yahudi di AS Menguat ke Level Tertinggi
Logo FBI(AFP/Mandel Ngan)

ANCAMAN kekerasan terhadap kelompok Yahudi di Amerika Serikat meningkat hingga level tertinggi sepanjang sejarah, selama berlangsungnya perlawanan antara kelompok pejuang pembebasan Palestina, Hamas dengan Israel yang sudah berlangsung lebih dari 3 pekan terakhir.

Menurut data dari Berman Jewish DataBank, ada sekitar 14 juta jiwa umat Yahudi di seluruh dunia. Dari jumlah ini, sekitar 44% tinggal di Israel, 40% di Amerika Serikat, dan sisanya tersebar di berbagai negara.

"Kami menilai bahwa aksi Hamas dan para sekutunya akan menjadi inspirasi yang belum pernah terjadi sejak ISIS meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai kekhalifahan beberapa tahun yang lalu," ungkap Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Christopher Wray saat memberikan kesaksiannya dalam sidang dengar pendapat di Kongres AS, Selasa (31/10).

Baca juga : Ratusan Yahudi Ditangkap Usai Dukung Kemerdekaan Palestina

Saat ini, FBI menyebut, beberapa organisasi teroris asing telah menyerukan serangan terhadap warga Amerika dan negara-negara Barat sejak konflik terbaru meletus di Gaza pada awal Oktober, yang meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok ekstremis kekerasan di AS.

"Kekhawatiran kami yang paling utama adalah bahwa para ekstremis kekerasan, baik perorangan maupun kelompok-kelompok kecil, akan terilhami dari kejadian-kejadian di Timur Tengah dan melakukan serangan terhadap warga AS yang sedang menjalani kehidupan sehari-hari," ujar Wray.

Baca juga : Konflik di Timur Tengah Buat Negara Prancis Tegang

Pihak Gedung Putih pada Senin (30/10) menyampaikan kekhawatiran atas laporan insiden anti-Yahudi di beberapa universitas di Amerika Serikat saat eskalasi ketegangan mendorong para pejabat universitas untuk memperketat keamanan.

Dalam kesaksiannya, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas juga mengatakan bahwa lembaganya telah merespons peningkatan ancaman terhadap komunitas Yahudi, Muslim, dan Arab-Amerika di seluruh negara itu sejak perang dimulai.

Dia menyoroti bahwa kebencian terhadap siswa, komunitas, dan institusi Yahudi semakin meningkatkan sentimen antisemitisme yang sudah ada sebelumnya di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

FBI juga memulai investigasi kejahatan kebencian atas pembunuhan seorang bocah laki-laki Muslim berusia 6 tahun yang menurut polisi ditikam hingga tewas oleh pemilik dari properti yang disewa keluarganya.

"Ini adalah momen yang mengkhawatirkan. Kita berada dalam masa yang berbahaya. Ini bukan saatnya untuk panik, melainkan waktu untuk waspada," tutur Wray. (Xinhua/Ant/DW/Z-4) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya