Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Hanya Warga Gaza Mampu Tanggung Kebiadaban 'Luar Biasa' Israel

Cahya Mulyana
31/10/2023 09:50
Hanya Warga Gaza Mampu Tanggung Kebiadaban 'Luar Biasa' Israel
Utusan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour.(AFP)

UTUSAN Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mengatakan kekejaman Israel terhadap warga Gaza sudah melampaui batas dalam era kehidupan modern. Dunia pun tidak mampu menolong warga Gaza, sebaliknya kebiadaban ini malah didukung polisi dunia, Amerika Serikat.

"Sebanyak 2,3 juta warga Palestina di Gaza menderita penderitaan yang tidak dapat ditanggung oleh manusia mana pun," katanya.

Ia mengatakan warga Gaza yang sudah terisolasi selama 75 tahun sejak negara Israel dideklarasikan telah disiksa setiap hari oleh perampasan tanah, penembakan semena-mena, pemenjaraan tanpa pengadilan dan diserang dengan rudal seperti saat ini.

Baca juga: Yordania: Pemindahan Paksa Warga Palestina Merupakan Kejahatan Perang

"Mereka dikepung dan dibom tanpa ada tempat yang aman untuk dituju,” kata utusan Palestina untuk PBB dalam pertemuan darurat mengenai situasi di Gaza.

Dia mengaku heran dengan pengabaian dunia terhadap kebiadaban Israel. Organisasi, negara super power dan kekuatan yang kerap menjadi hakim terhadap negara selain Israel saat berbuat kejahatan saat ini diam.

Baca juga: Presiden Prancis Serukan Gencatan Senjata di Gaza

“Berapa hari lagi Anda menunggu untuk mengatakan, 'cukup'? Lumpuh, tidak bertindak, tidak melaksanakan tugas Anda untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional dan menghentikan perang itu,” kata Mansour kepada anggota dewan sambil mendesak gencatan senjata segera.

Saksi Mata di Gaza

Para jurnalis di Gaza terus menjalankan tugasnya sambil menghadapi apa yang digambarkan oleh Amnesty International, sebagai kejahatan perang berupa hukuman kolektif dan serangan tanpa pandang bulu.

Terdapat pula ketegangan fisik, emosional dan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan sekitarnya. Mereka menghadapi tantangan rumit dalam pelaporan profesional sambil menghadapi sensor yang semakin ketat.

Jurnalis kerap menjadi sasaran penembakan tentara Israel. Jika berhasil dilumpuhkan, seperti yang telah menimpa sekitar 30 jurnalis yang tewas sejak 7 Oktober, Israel akan dengan mudah menyatakan bahwa insiden itu tidak disengaja. (Aljazeera/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya