Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
UTUSAN Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mengatakan kekejaman Israel terhadap warga Gaza sudah melampaui batas dalam era kehidupan modern. Dunia pun tidak mampu menolong warga Gaza, sebaliknya kebiadaban ini malah didukung polisi dunia, Amerika Serikat.
"Sebanyak 2,3 juta warga Palestina di Gaza menderita penderitaan yang tidak dapat ditanggung oleh manusia mana pun," katanya.
Ia mengatakan warga Gaza yang sudah terisolasi selama 75 tahun sejak negara Israel dideklarasikan telah disiksa setiap hari oleh perampasan tanah, penembakan semena-mena, pemenjaraan tanpa pengadilan dan diserang dengan rudal seperti saat ini.
Baca juga: Yordania: Pemindahan Paksa Warga Palestina Merupakan Kejahatan Perang
"Mereka dikepung dan dibom tanpa ada tempat yang aman untuk dituju,” kata utusan Palestina untuk PBB dalam pertemuan darurat mengenai situasi di Gaza.
Dia mengaku heran dengan pengabaian dunia terhadap kebiadaban Israel. Organisasi, negara super power dan kekuatan yang kerap menjadi hakim terhadap negara selain Israel saat berbuat kejahatan saat ini diam.
Baca juga: Presiden Prancis Serukan Gencatan Senjata di Gaza
“Berapa hari lagi Anda menunggu untuk mengatakan, 'cukup'? Lumpuh, tidak bertindak, tidak melaksanakan tugas Anda untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional dan menghentikan perang itu,” kata Mansour kepada anggota dewan sambil mendesak gencatan senjata segera.
Saksi Mata di Gaza
Para jurnalis di Gaza terus menjalankan tugasnya sambil menghadapi apa yang digambarkan oleh Amnesty International, sebagai kejahatan perang berupa hukuman kolektif dan serangan tanpa pandang bulu.
Terdapat pula ketegangan fisik, emosional dan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan sekitarnya. Mereka menghadapi tantangan rumit dalam pelaporan profesional sambil menghadapi sensor yang semakin ketat.
Jurnalis kerap menjadi sasaran penembakan tentara Israel. Jika berhasil dilumpuhkan, seperti yang telah menimpa sekitar 30 jurnalis yang tewas sejak 7 Oktober, Israel akan dengan mudah menyatakan bahwa insiden itu tidak disengaja. (Aljazeera/Z-3)
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
Senator Angus King menolak bantuan tambahan untuk Israel karena krisis kelaparan anak di Gaza.
PM Belanda mendukung Uni Eropa menagguhkan akses Israel ke Program pendanaan riset dan inovasi Horizon Europe, karena krisis kemanusiaan di Gaza.
Presiden AS Donald Trump menyatakan terjadi 'kelaparan nyata' di Gaza. Berbeda dengan pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Pejabat militer Israel mengungkap belum pernah ada bukti soal tudingan terhadap Hamas yang dituduh secara sistematis mencuri bantuan kemanusiaan di Gaza.
PEMUKIM Israel menyerang desa Kristen Palestina Taybeh di Tepi Barat, Palestina, yang dijajah, semalaman. Mereka membakar mobil dan menyemprotkan grafiti yang mengancam.
PEMERINTAH Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan niat untuk mengakui Negara Palestina.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
SEDIKITNYA 798 warga Palestina tewas oleh pasukan militer Israel selagi mereka mengakses bantuan kemanusiaan di Gaza sejak akhir Mei 2025.
LAPORAN baru dari Israel menuduh Hamas menggunakan kekerasan seksual sebagai senjata perang selama serangan 7 Oktober. Namun, seorang pejabat tinggi PBB membantahnya.
AMERIKA Serikat (AS) mengumumkan sanksi terhadap Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved