Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
RATUSAN mahasiswa perwakilan dari universitas se-Jabodetabek, menggelar aksi unjuk rasa terkait tragedi Urumqi di kawasan Patung Kuda Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Massa yang berasal dari Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menuntut negara-negara dunia khususnya Indonesia untuk menyeret Tiongkok ke Mahkamah Internasional, terkait tragedi berdarah di Urumqi, Provinsi Xinjiang, Tiongkok, yang terjadi 5 Juli 2009.
Dalam orasinya, mahasiswa mengatakan keadilan bagi korban dan keluarga yang tewas maupun terluka dalam Tragedi Berdarah Urumqi 14 tahun lalu, hingga saat ini belum juga dapat mereka rasakan.
Baca juga: Lagi, Senator AS Kecam Tindakan Tak Manusiawi Tiongkok terhadap Muslim Uighur
Koordinator lapangan AMI, Andi Setya Negara, menuturkan, keadilan bagi korban maupun keluarga mereka belum mereka peroleh karena tidak ada satu pun pelaku maupun aktor intelektual tragedi yang menewaskan ribuan dan melukai ratusan minoritas muslim diadili apalagi dihukum atas perbuatannya.
Aksi Damai Mahasiswa Etnis Minoritas Muslim
Andi memaparkan asal mula tragedi berdarah Urumqi yang berawal dari aksi unjuk rasa damai mahasiswa dan etnis minoritas muslim.
Namun aksi berubah menjadi kekerasan yang dilakukan aparat kemanan Tiongkok yang menewaskan dua pengunjuk rasa.
Korban yang tewas juga difitnah telah melecehkan seorang wanita suku Han (asli Tiongkok) di Shaoguan, Tiongkok.
Baca juga: Tiongkok Dituduh Lakukan 'Sinicization' Terhadap Muslim Uighur dan Hui
“Video detik-detik serangan, penyiksaan hingga tewasnya 2 pria Uighur, diduga sengaja disebar antek Komunis Tiongkok ke media sosial, sehingga memantik gelombang unjuk rasa para mahasiswa dan warga,” kata Andi dalam keterangan, Rabu, (5/7).
Dari foto maupun video yang tersebar di berbagai media sosial, suasana kerusuhan Urumqi mirip dengan Tragedi Berdarah Tiananment 4 Juni 1989.
Militer Beijing juga mengerahkan tank baja dan polisi beserta tentara bersenjata lengkap, saat menghadapi masa unjuk rasa damai.
Otoritas Tiongkok Sebarkan Informasi Berbeda
Sebaliknya, pihak berwenang Tiongkok melaporkan 197 orang (kebanyakan dari warga suku Han) tewas dan 700 orang lainnya terluka dalam kerusuhan tersebut, sehingga memantik aksi balas dendam suku Han.
Baca juga: Penderitaan Muslim Uighur tak Kunjung Berakhir
“Kerusuhan di Urumqi menjadi petaka yang paling mematikan bagi minoritas muslim Uighur dalam beberapa dasawarsa dan berlanjut hingga saat ini,” tutur Andi Setya Negara.
Baca juga: PBB Kembali Prihatin atas Nasib Etnis Uighur
AMI mengaku mendapatkan informasi dari berbagai media yang memuat keterangan ratusan mahasiswa dan warga muslim yang ditangkap lalu dimasukkan ke dalam kamp penahanan yang dibangun otoritas Tiongkok.
“Pilunya lagi, serentetan aksi keji yang menjurus pada upaya genosida terhadap muslim Uighur terus dilakukan Beijing hingga detik ini. Google-in saja jika ingin tau lebih betapa biadabnya China,” jelas Andi. (RO/S-4)
Massa yang berkumpul di depan Kampus UPI Jalan Veteran Purwakarta, kemudian bergerak melakukan long march, menyusuri jalan protokol, Purwakarta.
RATUSAN mantan pegawai pabrik gula (PG) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) se Jawa Tengah (jateng) menggelar aksi jalan kaki ke Istana Kepresidenan Jakarta, menuntut uang pensiun yang layak.
Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak punya pilihan selain menurunkan Garda Nasional ke Los Angeles.
Jaksa Agung Rob Bonta dan Gubernur California Gavin Newson menggugat pemerintahan Trump atas pengerahan Garda Nasional ke Los Angeles.
Aksi dilakukan setelah dua warga ditetapkan sebagai tersangka penambang emas ilegal di lahan milik Perhutani.
MASSA unjuk rasa ojek online (ojol) telah membubarkan diri dari kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Massa demo ojol mulai bubar dengan tertib sekitar pukul 17.45 WIB.
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved