Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENDERITAAN muslim Uighur tidak kunjung berakhir. Setelah terusir dari tanah kelahiran di Xinjiang, Tiongkok, mereka terpenjara di tempat pengasingan seperti yang dialami beberapa orang etnis tersebut di Thailand.
Seorang pria etnis Uighur Mattohti Mattursun yang ditahan oleh Thailand pada 2014 setelah melarikan diri dari Tiongkok meninggal dalam tahanan imigrasi. Dia menjadi pengungsi Uighur kedua yang meninggal dalam tahanan Thailand tahun ini.
Mattohti meninggal karena dugaan gagal hati di Pusat Penahanan Imigrasi Suan Phlu di Bangkok pada 21 April, menurut pernyataan 24 April dari Kongres Uighur Sedunia dan Proyek Hak Asasi Manusia Uighur (UHRP). Dia berumur 40 tahun.
Mattohti, yang juga dikenal sebagai Muhammad Tursun, adalah salah satu dari 350 warga Uighur, termasuk anak-anak, yang ditahan Thailand saat menuju Malaysia pada Maret 2014. Tahun berikutnya, 170 dari mereka dipindahkan ke Turki sementara lebih dari 100 dikirim kembali ke Tiongkok, yang menurut PBB mereka disiksa otoritas Negeri Tirai Bambu.
"Berapa banyak lagi kematian yang akan terjadi sebelum pihak berwenang Thailand bertindak dengan kemanusiaan untuk membebaskan orang-orang tak bersalah yang hanya mencari tempat berlindung yang aman," kata Direktur Eksekutif UHRP Omer Kanat dalam pernyataan tersebut.
Baca juga: Perusahaan Tiongkok Tinggalkan Myanmar Setelah Diprotes Warga
"Uighur di seluruh dunia dipenuhi dengan kesedihan karena para pengungsi ini telah dibiarkan dalam kesengsaraan selama sembilan tahun dan dunia tidak mengangkat satu jari pun untuk menyelamatkan mereka," tambahnya.
Presiden Kongres Uighur Dunia Dolkun Isa mengatakan ada kekhawatiran tentang kondisi penahanan di Thailand dapat menyebabkan kematian semua tahanan yang tersisa. Seperti banyak negara di Asia Tenggara, Thailand bukan merupakan pihak dalam Konvensi Pengungsi PBB 1951, membuat pencari suaka rentan ditangkap dan ditahan sebagai migran ilegal.
Kelompok Uighur mengatakan Mattohti dikirim ke rumah sakit pekan lalu setelah berminggu-minggu sakit perut parah dan muntah karena penyakit kuning. Dia meninggal tak lama setelah dirawat.
Thailand belum secara resmi mengonfirmasi kematiannya. Pada Februari, Aziz Abdullah yang berusia 49 tahun meninggal karena pneumonia setelah menghabiskan sembilan tahun di tahanan.
"Otoritas Thailand menempatkan orang dalam risiko dengan menahan mereka selama bertahun-tahun dalam kondisi yang mengerikan di pusat penahanan imigrasi. Kematian Mattohti Mattursun harus membunyikan alarm untuk mengakhiri kebijakan kasar yang memenjarakan pencari suaka dan pengungsi ini," kata Direktur Asia Human Rights Watch Elaine Pearson dalam sebuah pernyataan. (Aljazeera/I-2)
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
Amazon menutup laboratorium riset kecerdasan buatan (AI) miliknya di Shanghai, ditengah persaingan AS dan Tiongkok.
Ekspor dua mineral kritis asal Tiongkok mengalami penurunan drastis dalam tiga bulan terakhir.
TOPAN Wipha menyebabkan hujan deras dan banjir besar di Filipina pada akhir pekan lalu.
HONG Kong ditaksir menelan kerugian 2-3 miliar dolar Hong Kong (sekitar Rp4,15 triliun-Rp6,23 triliun) akibat diterjang Topan Wipha.
TOPAN Wipha melanda wilayah selatan Tiongkok pada Senin (21/7) dengan membawa angin kencang dan hujan deras.
Ketegangan yang berlangsung di perbatasan Thailand dan Kamboja meningkat menjadi konflik bersenjata sejak 24 Juli.
Lebih dari 60.000 warga Thailand telah dievakuasi menyusul bentrokan di kawasan perbatasan dengan Kamboja. Penduduk yang dievakuasi berasal dari 14 distrik di empat provinsi.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta khawatir meningkatnya eskalasi konflik antara Thailand dan Kamboja akan melemahkan stabilitas kawasan Asia Tenggara.
Angkatan Laut Thailand mengerahkan empat kapal ke daerah di dekat perbatasan untuk mendukung pasukan darat dalam konflik Thailand vs Kamboja.
Sebanyak delapan warga sipil dan lima tentara Kamboja dilaporkan tewas dalam pertempuran lintas perbatasan dengan Thailand.
Asisten pelatih Timnas U-23, Frank van Kempen mengatakan laga kontra Thailand menjadi yang palling berat di AFF U-23.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved