Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DEWAN Rendah parlemen Swiss, Kamis (1/6), menolak usulan yang akan secara khusus mengizinkan transfer senjata buatan Swiss ke Ukraina. Dewan Nasional di Bern memilih menolak dengan hasil 98-75 terhadap inisiatif parlementer yang diajukan sebuah komite.
Pemungutan suara di parlemen ini dilakukan saat Presiden Swiss Alain Berset bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam KTT Komunitas Politik Eropa di Moldova. Keduanya sempat membahas masalah ekspor materi perang.
"Menerima inisiatif ini berarti berkomitmen kepada salah satu pihak yang juga tercermin dalam judulnya sendiri ("Lex Ukraina"). Dengan demikian melanggar netralitas," ujar Jean-Luc Addor, dari Partai Rakyat Swiss - partai terbesar di Dewan Nasional.
Baca juga: Jerman Memupus Harapan Ukraina Gabung NATO Tahun Ini
Selama ini Swiss menjaga netralitas militer yang berkekuatan senjata. Isu netralitas tradisional Swiss telah menjadi perdebatan sengit sejak invasi Rusia ke Ukraina secara penuh pada Februari 2022.
Negara yang bukan anggota Uni Eropa ini sejauh ini belum menunjukkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal netralitas militer. Meskipun mendapat tekanan dari Kiev dan sekutunya, Swiss sejauh ini menolak memperbolehkan negara-negara yang memiliki senjata buatan Swiss untuk merekspornya ke Ukraina.
Baca juga: Rusia Terus Targetkan Serangan ke Kota Kyiv
Hingga saat ini, Swiss telah menolak permintaan ekspor langsung dari negara-negara seperti Jerman, Spanyol, dan Denmark, dengan mengacu pada Undang-Undang Materi Perangnya. UU itu melarang semua re-ekspor, jika negara penerima terlibat dalam konflik bersenjata internasional.
Di KTT di Moldova, Kiev dan Chisinau menekan pemimpin Eropa untuk memberikan lebih banyak dukungan melawan agresi Rusia. Berset mengatakan di Twitter bahwa dia memiliki "pertemuan yang produktif dengan Zelensky tentang situasi di lapangan, bantuan kemanusiaan Swiss, dan rekonstruksi".
Stasiun penyiaran nasional Swiss RTS mengatakan pertemuan tersebut berlangsung selama 25 menit. "Mereka juga membahas aset yang diblokir, peran Swiss dalam pembersihan ranjau, dan posisi negara ini dalam merekspor senjata," kata Berset kepada RTS.
"Saya percaya bahwa posisi dan peran Swiss sangat dipahami dengan baik oleh orang-orang Ukraina," kata Berset, menambahkan bahwa dia siap pergi ke Ukraina kapan saja.
"Kami menerapkan hukum kami. Kami telah menunjukkan sejak awal bahwa kami tidak acuh terhadap apa yang terjadi, kami sangat berkomitmen mendukung Ukraina. Hari ini, yang paling penting adalah bersatu, tidak mentolerir apa yang terjadi di Ukraina timur dan agar satu negara tidak menyerang negara lain." (AFP/Z-3)
SEJUMLAH negara anggota Uni Eropa tengah mengajukan permohonan pinjaman puluhan miliar euro ke Uni guna membeli senjata bagi Ukraina.
Ia juga menyampaikan rasa prihatin atas kemudahan negara-negara maju mengalokasikan anggaran besar untuk militer.
Dua senjata itu ditemukan penyidik saat menggeledah rumah salah satu tersangka dalam kasus ini. Koordinasi dengan polisi penting untuk memastikan legalitas senjata tersebut.
Iran menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam pengiriman bantuan militer ke Israel akan dianggap sebagai sasaran sah oleh militer Iran.
PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menunda pengiriman senjata ke Ukraina.
Pendanaan penjualan senjata baru ke Ukraina telah ditangguhkan dalam beberapa minggu belakangan di tengah pembekuan bantuan luar negeri.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Uni Eropa menyampaikan bahwa dana dalam program Fasilitas Ukraina akan dikurangi dari €4,5 miliar.
Serangan udara Rusia di Ukraina menewaskan sedikitnya 25 orang. Presiden AS Donald Trump beri Rusia tenggat hingga 8 Agustus setujui gencatan senjata.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved