Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Misi Tuntas, Grup Wagner Minta Putin Akhiri Invasi di Ukraina

Cahya Mulyana
17/4/2023 06:05
Misi Tuntas, Grup Wagner Minta Putin Akhiri Invasi di Ukraina
Grup Wagner mengatakan tujuan invasi Presiden Vladimir Putin telah tercapai. Mereka meminta Putin menghentikan invasi di Ukraina.(AFP)

KELOMPOK tentara bayaran Rusia, Grup Wagner mengatakan tujuan invasi Presiden Vladimir Putin telah tercapai. Terakhir serangan di Ukraina telah berhasil merebut dua wilayah lagi di Bakhmut.

Dengan capaian tersebut, kata kelompok tersebut misi di Ukraina sudah terpenuhi. Putin pun diminta untuk mendeklarasikan penghentian invasi.

“Waktunya telah tiba untuk mengakhiri dengan tegas perang di Ukraina,” kata pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dalam postingannya di Telegram, Jumat (14/4).

Baca juga: Gandum Ukraina Hancurkan Pasar Polandia

Dia menulis Rusia telah mencapai hasil yang diinginkannya dan telah memusnahkan sebagian besar populasi laki-laki aktif di Ukraina. Invasi yang sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022 itu telah mengintimidasi militer Ukraina, serta menghilangkan semua potensi kemenangan Ukraina atas Rusia.

Sejak musim panas lalu, Grup Wagner telah memimpin pertempuran untuk Rusia di Bakhmut. Ini merupakan salah satu pertempuran perang yang paling mematikan dan paling berdarah.

Baca juga: Abaikan Seruan Dunia, Pertempuran Terus Berkecamuk di Sudan

"Pertempuran berdarah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade terakhir terjadi di tengah daerah perkotaan kota Bakhmut," kata Juru Bicara Komando Militer Timur Ukraina Serhiy Cherevatyi.

Prajurit Ukraina, kata dia, telah melakukan segalanya dalam pertempuran berdarah dan sengit itu. Serdadu Kyiv menghancurkan kemampuan tempur Rusia dan mematahkan semangat untuk penguasaan Bakhmut.

"Setiap hari, di setiap sudut kota ini, mereka sukses melakukannya,” ujarnya.

Komentarnya muncul ketika Kementerian Pertahanan Rusia menguatkan klaim Grup Wagner atas penguasaan dua wilayah lagi di pinggiran utara dan selatan kota Bakhmut.

Dalam pembaruan informasi intelijen Inggris pada Jumat (15/4), Kementerian Pertahanan Inggris menulis pasukan Ukraina terpaksa mundur dari beberapa wilayah di Bakhmut. Itu tepatnya usai serangan Rusia yang diperbarui di kota yang porak-poranda itu.

“Rusia telah menghidupkan kembali serangannya di kota Bakhmut Oblast Donetsk karena pasukan Kementerian Pertahanan Rusia dan Grup Wagner telah meningkatkan kerja sama,” ungkap pernyataan kementerian tersebut.

Korban tewas akibat serangan udara Rusia pada Jumat (14/4), meningkat pada Sabtu menjadi sedikitnya 11 orang, dengan 21 orang terluka di kota Sloviansk, Ukraina timur, barat laut Bakhmut.

Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan tujuh rudal telah ditembakkan ke kota itu. Menurut polisi nasional Ukraina, rudal S-300 menyerang 10 gedung apartemen dan situs lainnya.

Dua lantai teratas dari sebuah gedung berlantai lima runtuh setelah serangan itu. Tim penyelamat sedang mencari korban selamat.

“Seorang anak ditarik hidup-hidup dari puing-puing tetapi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit,” kata Daria Zarivna, seorang pejabat senior di kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Kyrylenko juga mengatakan orang diyakini terjebak di bawah puing-puing. Terpisah, Putin menandatangani undang-undang yang memungkinkan pihak berwenang untuk mengeluarkan pemberitahuan wajib militer secara elektronik.

Undang-undang tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia sedang merencanakan upaya mobilisasi terbaru. Menurut data intelijen Inggris, di bawah undang-undang baru, laki-laki Rusia dinyatakan sah dikirim ke Ukraina setelah mendapatkan pemberitahuan wajib militer melalui pesan elektronik.

Undang-undang itu juga melarang mereka yang berstatus wajib militer meninggalkan Rusia dan mengizinkan pihak berwenang untuk menangguhkan SIM.

Pada September, Putin mengumumkan mobilisasi sekitar 300 ribu cadangan untuk berperang di Ukraina. Perintah tersebut diperkirakan telah mendorong eksodus ratusan ribu pria Rusia. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya