Sabtu 18 Maret 2023, 23:35 WIB

Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia?

Ferdian Ananda Majni | Internasional
Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia?

AFP/MIKHAIL METZEL
Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, Jumat (17/3).

 

SURAT perintah penangkapan atas kejahatan perang yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ada artinya bagi Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC keterlaluan dan tidak dapat diterima, tetapi mencatat bahwa Rusia, seperti banyak negara lain tidak mengakui yurisdiksi ICC tersebut. "Dan karenanya, keputusan semacam ini batal demi hukum bagi Federasi Rusia,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah Putin sekarang takut bepergian ke negara-negara yang mengakui ICC dan karena itu mungkin akan mencoba menangkapnya. "Saya tidak punya apa-apa untuk ditambahkan tentang hal ini. Hanya itu yang ingin kami sampaikan,” ujar Peskov kepada para wartawan.

Baca juga : Mahkamah Internasional ICC Perintahkan Penangkapan Putin atas Kejahatan Perang.

Komisioner Rusia untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova sama seperti Putin yang dituduh oleh ICC melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina.

"Sangat menyenangkan bahwa komunitas internasional menghargai pekerjaan ini untuk membantu anak-anak di negara kita: bahwa kita tidak meninggalkan mereka di zona perang, bahwa kita membawa mereka keluar, bahwa kita menciptakan kondisi yang baik untuk mereka, bahwa kita mengelilingi mereka dengan orang-orang yang penuh kasih dan perhatian," katanya kepada wartawan dilansir kantor berita RIA.

Baca juga : Vladimir Putin Diburu ICC, Ini Jawaban Joe Biden

Rusia menandatangani Statuta Roma pada tahun 2000, tetapi tidak pernah meratifikasinya untuk menjadi anggota ICC dan akhirnya menarik tanda tangannya pada 2016.

Pada saat itu, Rusia berada di bawah tekanan internasional atas pencaplokan dan aneksasi sepihak atas Krimea dari Ukraina pada 2014, serta kampanye serangan udara di Suriah untuk mendukung perang Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak. (Reuters/Z-4)

 

Baca Juga

AFP/pascal lachenaud

Bentrokan Buruh dan Polisi Terjadi di Jalan-jalan di Paris Hingga Waduk

👤Basuki Eka Purnama 🕔Minggu 26 Maret 2023, 05:57 WIB
Aksi kekerasan di Saite-Soline di Prancis barat itu terjadi setelah beberapa hari terjadi protes atas reformasi pensiun yang digulirkan...
AFP/Will Newton/Getty Images

Tornado Hantam Mississippi, Sedikitnya 23 Orang Tewas

👤Basuki Eka Purnama, Cahya Mulyana 🕔Minggu 26 Maret 2023, 05:41 WIB
Tornado yang didampingi hujan petir itu melanda kawasan seluas 60 kilometer di Mississippi, Sabtu (25/3) WIB, menghancurkan beberapa kota...
Dok. Kominfo

WSIS Forum 2023: Mendorong Peran Korporasi pada Inklusi Digital

👤mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 18:20 WIB
Kemenkominfo berpartisipasi dalam workshop dengan tema Driving Corporate Action on Digital Inclusion: Ranking 200 Most Influential Tech...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya