Selasa 14 Maret 2023, 14:03 WIB

Pemerintahan Biden Setujui Proyek Pengeboran Minyak di Alaska

Ferdian Ananda Majni | Internasional
Pemerintahan Biden Setujui Proyek Pengeboran Minyak di Alaska

AFP/JOE RAEDLE
Pengeboran minyak di Stanton, Texas, Amerika Serikat.

 

AMERIKA Serikat (AS) telah mengesampingkan tekanan dari para pencinta lingkungan dengan menyetujui sebuah proyek pengeboran minyak yang kontroversial di North Slope Alaska.

Departemen Dalam Negeri AS memberikan lampu hijau kepada perusahaan energi raksasa dalam negeri, ConocoPhillips, untuk mengebor minyak di tiga lokasi pada Cadangan Minyak Bumi Nasional yang dimiliki oleh pemerintah federal di Kutub Utara Alaska.

Selama pemilihan presiden tiga tahun lalu, Presiden Joe Biden telah bersumpah untuk tidak menyetujui akses baru untuk proyek-proyek minyak dan gas di tanah federal. Pemerintahannya telah berada di bawah tekanan kuat dari kelompok-kelompok lingkungan hidup dalam beberapa hari terakhir dan meminta tidak menyetujui rencana yang dinamai Proyek Willow.

Baca juga: Harga Minyak Terjerembap Imbas Keruntuhan SVB

Anggota parlemen Alaska dan para pendukung proyek ini telah melakukan lobi yang kuat untuk mendapatkan persetujuan. Bahkan membela proyek ini sebagai sumber ribuan lapangan pekerjaan dan kontributor bagi kemandirian energi AS, dengan produksi 180.000 barel minyak per hari pada puncaknya, atau sekitar 576 juta barel selama 30 tahun.

Kelompok-kelompok lingkungan hidup menyatakan kekecewaan mereka atas langkah pemerintah.

"Kita sudah terlambat dalam krisis iklim untuk menyetujui proyek-proyek minyak dan gas besar-besaran yang secara langsung melemahkan ekonomi bersih baru yang telah menjadi komitmen pemerintahan Biden," kata Presiden Earthjustice Abigail Dillen.

Baca juga: Biden Bekukan Aktivitas Minyak Bumi di Alaska

"Kami tahu bahwa Presiden Biden memahami ancaman eksistensial iklim, tetapi ia menyetujui proyek yang menggagalkan tujuan iklimnya sendiri,” sebutnya.

Sementara Direktur Eksekutif Sierra Club Ben Jealous mengatakan dampak berbahaya dari keputusan Biden tidak dapat dilebih-lebihkan. "Willow akan menjadi salah satu operasi minyak dan gas terbesar di tanah publik federal di negara ini, dan polusi karbon yang akan dimuntahkannya ke udara akan berdampak buruk bagi masyarakat, satwa liar dan iklim," kata Jealous.

"Kita akan menanggung akibatnya selama beberapa dekade ke depan,” tambahnya.

Dengan adanya Proyek Willow, akan ada tambahan lebih dari 250 juta metrik ton emisi karbon ke atmosfer selama 30 tahun ke depan. Banyak organisasi peduli lingkungan yang memperingatkan bahwa proyek ekstraksi minyak akan memperburuk pemanasan global. (AFP/Z-6)

Baca Juga

Dok. Taipei Economic and Trade Office (TETO)

Taiwan Rayakan Pekan Kesetaraan Gender Tahun 2023

👤Mediaindonesia.com 🕔Senin 20 Maret 2023, 22:30 WIB
Taiwan akan mengadakan serangkaian acara untuk merayakan Pekan Kesetaraan Gender Taiwan 2023 pada bulan ini. Yuk, intip...
AFP/ALEXEI DRUZHININ

Jubir Kremlin: Putin dan Xi Bahas Formula Perdamaian di Ukraina

👤Cahya Mulyana 🕔Senin 20 Maret 2023, 20:15 WIB
PRESIDEN Vladimir Putin akan membahas proposal perdamaian di Ukraina saat menerima kunjungan Presiden Tiongkok Xi...
AFP/JACK TAYLOR

Perdana Menteri Thailand Bubarkan Parlemen

👤Cahya Mulyana 🕔Senin 20 Maret 2023, 19:55 WIB
PERDANA Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha membubarkan parlemen pada Senin (20/3). Keputusan itu menandai pelaksanaan pemilihan umum pada...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya