Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara resmi meminta Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol untuk memimpin sesi pleno KTT Demokrasi kedua.
Kantor Yoon mempublikasikan gambar pindaian dari surat Biden baru-baru ini kepada Yoon yang memintanya untuk memimpin salah satu dari lima sesi pleno pada tanggal 29 Maret.
KTT tersebut dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 29-30 Maret, dan diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Kosta Rika, Belanda dan Zambia. KTT ini akan mengumpulkan para pemimpin dunia dalam format virtual dan paripurna.
Baca juga: Joe Biden Kecam Aksi Brutal Pendukung Presiden Bolsonaro
Dalam surat tersebut, Biden mengatakan bahwa kerja sama yang erat dan tak kenal lelah dari Yoon telah membantu memastikan bahwa KTT ini akan sukses.
"Menjadi tuan rumah bersama acara ini akan memperkuat kebenaran bahwa demokrasi adalah aspirasi bersama dan tanggung jawab bersama, yang harus kita junjung tinggi," ujarBiden.
Baca juga: Presiden Korsel Yoon Suk-yeol Tiba di Bali
Sementara itu, Kim Il-bum, kepala protokol di kantor kepresidenan, mengajukan pengunduran diri pekan lalu, kurang dari setahun setelah menduduki jabatan tersebut, menurut seorang pejabat.
Berbicara dengan syarat anonim, pejabat tersebut menepis rumor bahwa Kim telah dipecat.
Kim telah menawarkan untuk mengundurkan diri sebagai keputusan sukarela karena alasan pribadi, kata pejabat tersebut di tengah laporan bahwa ia kemungkinan akan segera ditunjuk sebagai kepala misi diplomatik Korea Selatan di luar negeri. (yna/Z-10)
Investigasi akan mencakup beberapa tuduhan penting, termasuk rencana darurat militer yang gagal dilaksanakan oleh Yoon.
Lee Jae-myung resmi menjabat presiden Korea Selatan pada pukul 6.21 pagi, setelah NEC menyetujui kemenangannya dalam sesi pleno. Ia langsung menjabat tanpa masa transisi.
WARGA Korea Selatan memberikan suara dalam pemilihan presiden yang digelar tepat enam bulan setelah mantan Presiden Yoon Suk Yeol menimbulkan kekacauan politik.
MANTAN Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol akan menghadapi persidangan pidana pertamanya, Senin (14/4/2025), atas tuduhan memimpin pemberontakan.
Mantan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan menjalani sidang pidana pertamanya pada Senin (14/4), menghadapi tuduhan memimpin upaya pemberontakan.
Mantan Presiden Yoon Suk Yeol mengucapkan selamat tinggal pada kediaman resmi setelah pencopotan jabatannya terkait deklarasi darurat militer pada Desember lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved