Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan urgensi kebutuhan dana sebesar US$4,3 miliar untuk membantu jutaan orang di Yaman. Negara itu dilanda perang selama 8 tahun, yang menyebabkan jutaan orang sangat membutuhkan bantuan.
Seruan tersebut disampaikan PBB di depan konferensi para donor. Para pejabat PBB memperingatkan bahwa kebutuhan kemanusiaan global yang mencapai rekor, membuat dukungan donor tidak seperti sebelumnya.
"Namun tanpa dukungan yang berkelanjutan untuk operasi bantuan di Yaman, kehidupan jutaan warga akan berada dalam ketidakpastian. Upaya untuk mengakhiri konflik juga akan menjadi semakin sulit," demikian pernyataan organisasi tersebut.
Baca juga: AS Kembalikan 77 Barang Antik yang Dicuri ke Yaman
Menurut FEWS yang didanai Amerika Serikat, sebagian besar wilayah Yaman menghadapi kekurangan pangan. Sejumlah daerah di Gubernuran Marib menghadapi tingkat krisis. Lalu, situasi di Gubernuran Hajja utara diperkirakan akan memburuk.
Pasalnya, konflik di negara itu secara bertahap terus meningkat. Populasi besar rumah tangga yang mengungsi pun sangat bergantung pada bantuan.
Baca juga: 1.668 Jurnalis Terbunuh dalam 20 Tahun Terakhir
Ditambah lagi, tingginya harga listrik, bahan bakar dan gas yang didorong oleh ancaman konflik. Sebagian besar warga tetap berada dalam kondisi gencatan senjata tidak resmi, sejak gencatan senjata yang ditengahi PBB berakhir pada Oktober 2022.
Pemberontak Houthi merebut Ibu Kota Yaman, Sanaa, serta menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional pada 2014.
Tak lama setelah itu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meluncurkan koalisi militer untuk mendukung kepemimpinan Hadi. Perang selama 8 tahun menewaskan ratusan ribu orang. Sedikitnya 4,3 juta orang mengungsi dan dua pertiga dari populasi hampir 33 juta orang membutuhkan bantuan.(Aljazeera/OL-11)
Peimpin Korea Utara, Kim Jong Un, serukan percepatan perluasan kemampuan senjata nuklir di negaranya.
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
MENTERI Dalam Negeri Suriah Anas Khattab mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan gencatan senjata di dalam Kota Suwayda.
JUMLAH korban tewas akibat konflik bersenjata yang melanda Provinsi Suwayda, wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Druze di Suriah, kini telah mencapai sedikitnya 1.120 jiwa.
PASUKAN keamanan dalam negeri Suriah berhasil menegakkan gencatan senjata di Kota Suwayda, membuka jalan menuju pertukaran tahanan dan pemulihan ketertiban secara bertahap.
Selain bantuan logistik, Kemensos juga mengerahkan personel Tagana Kabupaten Sukabumi dan Tagana Kabupaten Pangandaran untuk melakukan asesmen dan evakuasi warga.
Dengan demikian, secara keseluruhan korban meninggal dunia bencana longsor di Pekalongan mencapai 20 orang.
Saan menuturkan, bantuan bagi warga korban bencana di Kabupaten Cianjur merupakan bentuk kepedulian dari para wakil rakyat di DPR RI serta kalangan BUMN.
Jumlah pengungsi korban bencana mencapai 1.068 kepala keluarga atau 3.464 jiwa. Pemerintah daerah memastikan kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari para pengungsi.
Anggota DPR RI Irine Yusiana Roba Putri meminta pemerintah merelokasi pemukiman warga yang menjadi korban banjir bandang di Kota Ternate, Maluku Utara.
kini Sumarni bersama keluarganya sudah bisa menempati bangunan rumah yang ideal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved