Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pasukan Keamanan Dalam Negeri Suriah Dikerahkan untuk Tenangkan Situasi

Irvan Sihombing
21/7/2025 11:07
Pasukan Keamanan Dalam Negeri Suriah Dikerahkan untuk Tenangkan Situasi
Pejuang suku berjalan di sepanjang jalan dekat garis depan di Kota Wolgha, pedesaan barat Suwayda, Suriah selatan, pada 18 Juli 2025.(Antara/Xinhua)

MENTERI Dalam Negeri Suriah Anas Khattab mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan gencatan senjata di dalam Kota Suwayda. Hal itu menandai langkah pertama untuk mencapai pertukaran sandera dan memulihkan ketertiban di seluruh Suwaida.

"Setelah terjadi pertumpahan darah di Suwayda selama berhari-hari, pasukan keamanan dalam negeri berhasil menenangkan situasi setelah dikerahkan di wilayah utara dan barat provinsi tersebut," kata dalam pernyataan yang dikutip kantor berita negara SANA.

Sebelumnya, kantor berita SANA melaporkan bahwa unit keamanan dalam negeri telah dikerahkan di sepanjang pinggiran provinsi guna memastikan pelaksanaan gencatan senjata dan melindungi warga sipil.

Utusan Khusus AS untuk Suriah Tom Barrack mengatakan pada pukul 17:00 (1400 GMT) waktu Damaskus, semua pihak telah sepakat untuk melakukan jeda dan penghentian permusuhan.

"Permusuhan yang meningkat hanya dapat diredakan dengan kesepakatan untuk menghentikan kekerasan, melindungi orang-orang yang tidak bersalah, mengizinkan akses kemanusiaan, dan menjauhi bahaya," kata dia melalui X.

"Landasan selanjutnya dalam upaya mencapai inklusi dan deeskalasi yang berkelanjutan adalah pertukaran sandera dan tahanan secara menyeluruh, yang logistiknya sedang dalam proses," ujar diplomat tersebut.

Menurut laporan SANA, hingga Minggu malam, tidak ada pertukaran yang terjadi antara kelompok bersenjata Druze dan suku Badui, sementara sejumlah perundingan masih berlangsung.

Bentrokan di Suwayda

Pada 13 Juli, bentrokan meletus antara suku Arab Badui dan faksi Druze bersenjata di Suwayda.

Pasukan pemerintah dikerahkan ke daerah tersebut untuk menegakkan ketertiban tetapi mereka diserang oleh kelompok Druze sehingga mengakibatkan kematian beberapa tentara. Pejabat setempat menilai  kelompok Druze telah melanggar hukum.

Setelah menanggapi aksi kekerasan yang kian meningkat, pemerintah Suriah mengumumkan empat kesepakatan gencatan senjata di Suwayda, yang terbaru ditengahi pada Sabtu.

Namun, tiga kesepakatan gencatan senjata sebelumnya dengan cepat berakhir. Pertempuran kembali terjadi pada Jumat setelah para pejuang yang setia kepada ulama Druze, Hikmat al-Hijri, dilaporkan mengusir penduduk Badui dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Pemerintahan baru Suriah tengah berupaya memulihkan ketertiban nasional sejak tergulingnya Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024, yang mengakhiri kekuasaannya selama 24 tahun. (Anadolu/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya