Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
HUBUNGAN manusia, Tuhan, dan alam yang tidak harmonis bisa mengakibatkan dampak yang mengerikan, bahkan jika dibandingkan dengan kerusakan akibat perang. Hal itu diungkap Menteri Agama RI Nasaruddin Umar. Ia pun memisalkan perang antara Ukraina dan Rusia serta Israel dengan negara sekitar yang memakan korban kurang dari 60 ribu orang meninggal.
"Tapi meninggal karena climate change. Menurut data dari PBB itu kurang lebih 1 juta orang per tahun. Jadi kalau kita tidak berhasil menciptakan harmoni antara lingkungan hidup dan lingkungan alam, maka tingkat kematian penduduk, masyarakat, manusia itu sangat dahsyat," ungkapnya saat peluncuran resmi AICIS+ 2025 pada Rabu (9/7) di Jakarta.
Oleh sebab itu penting untuk membangun kesadaran lingkungan yang berbasis agama yang disebut ekoteologi.
Menurutnya, ekoteologi mampu menjadi obat mujarab untuk krisis pemahaman dan kesadaran lingkungan. Sebab langsung merujuk pada aspek paling mendasar yakni teologi.
"Jadi kalau kita ingin menciptakan dunia ini sejahtera, aman, damai, maka memang harus menggunakan bahasa teologi, bahasa agama. Bahasa politik, bahasa diplomasi, dan bahasa pemerintah itu kadang-kadang tidak efektif untuk mengajak masyarakat untuk consciousness, untuk sadar, menyadarkan diri.," tegasnya.
Sebab itu pula, AICIS+ 2025 mengangkat tema Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan. Konferensi Islam tahunan itu akan digelar pada 29–31 Oktober 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, Jawa Barat.
"Kita memperkenalkan apa yang disebut tadi dengan salah satu tema sub-temanya itu adalah ekoteologi," sambungnya.
Menag mengungkapkan pentingnya membangun kerukunan trilogi yakni manusia, tuhan, dan alam. Jika keharmonisan antara manusia, tuhan, dan alam tidak terwujud, maka akan muncul banyak bencana dan malapetaka.
"Karena tanpa ada ketuhanan dalam hati kita, maka kita akan menjadi binatang liar yang akan mempercepat dunia ini kiamat," tandasnya.
Menag juga menegaskan urgensi ekoteologi dalam menjawab krisis lingkungan global.
"Jadi apa yang kita lakukan pada hari ini adalah sangat konseptual, dan sangat aktual, dan sangat urgent untuk dunia, bukan saja Indonesia. Ini kejutan luar biasa yang dilakukan di Indonesia, mampu menciptakan suatu gagasan besar, dunia. Mungkin PBB sendiri pun juga belum mengagas ini, nah ini ternyata start-nya dari Indonesia," pungkasnya. (Ant/M-3)
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar membagikan bibit pohon secara simbolis kepada peserta Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 Hijriah.
Kementerian Agama menggagas Gerakan Ekoteologi, yaitu pendekatan keagamaan yang mendorong kepedulian lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
Keberadaan wakaf hutan akan menghasilkan oksigen yang merupakan kebutuhan utama makhluk hidup.
Dalam meningkatkan efektivitas perlindungan para pejuang lingkungan hidup, KLHK berkoordinasi dengan lembaga otoritas yang memiliki wewenang dalam perlindungan warga negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved