Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKTA Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak menganggap pihaknya berkonflik dengan Rusia, tetapi tetap akan memasok persenjataan yang lebih canggih dan berat ke Ukraina.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat ia tiba untuk menghadiri pertemuan para menteri pertahanan negara-negara anggota blok tersebut pada Selasa.
Menurut Stoltenberg, baik NATO maupun sekutu-sekutu organisasi tersebut bukan merupakan pihak berkonflik.
"Apa yang dilakukan NATO dan para sekutu adalah memberi dukungan kepada Ukraina, yang saat ini sedang mempertahankan diri serta memiliki hak untuk membela diri," ujarnya.
"Kami tentu saja punya hak untuk membantu Ukraina menegakkan hak untuk membela diri. Jadi NATO dan sekutu-sekutu NATO bukanlah pihak yang berkonflik, namun mendukung Ukraina membela diri," kata dia, ketika menjawab pertanyaan soal keterlibatan NATO.
Baca juga: Rusia: Dukungan NATO pada Ukraina Ancam Askalasi Tak Terduga
Menurut Stoltenberg, jenis senjata yang dipasok ke Ukraina telah berkembang sesuai dengan perkembangan perang. Pada awalnya, kata Stoltenberg, perhatian besar diarahkan pada penyediaan rudal anti tank, Javelin.
"Lalu, kami melihat kebutuhan mendesak akan artileri, dan para sekutu mulai meningkatkan pengiriman artileri modern yang canggih. Kemudian, pertahanan udara menjadi fokus utama dan sekarang persenjataan berat," kata dia.
Stoltenberg mengatakan NATO telah menerapkan penguatan pertahanan kolektif terbesar dalam satu generasi sejak 2014, karena menurutnya perang tidak dimulai pada Februari tahun lalu melainkan pada 2014.
Tank, kendaraan tempur infanteri, dan amunisi sekarang menjadi prioritas NATO sebagai persenjataan yang akan dikirim ke Ukraina.
Jadi isu tentang pesawat bukanlah isu paling mendesak sekarang. Tetapi itu menjadi pembahasan yang sedang berlangsung, kata Stoltenberg.
Stoltenberg menambahkan bahwa pihaknya terus menjalin konsultasi dengan para sekutu tentang jenis sistem yang perlu mereka kirim ke Ukraina.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah mengirimkan apa yang telah kami janjikan dan ini akan menjadi isu utama pada pertemuan hari ini di NATO," ujarnya.
(Ant/0L-17)
PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menunda pengiriman senjata ke Ukraina.
Pendanaan penjualan senjata baru ke Ukraina telah ditangguhkan dalam beberapa minggu belakangan di tengah pembekuan bantuan luar negeri.
Selain dua orang preman, anggota mengamankan sejumlah senjata berupa tombak, double stick, golok, dan airsoft gun serta 3 unit sepeda motor.
KOREA Utara mengatakan bahwa penjualan senjata terbaru yang diusulkan AS tidak akan menyelamatkan Korea Selatan dari kekurangan strategis.
AS telah mengucurkan Rp356,8 triliun untuk mendukung operasi militer Israel, termasuk di Gaza, Lebanon, dan Suriah. Kucuran bantuan itu diberikan sejak 7 Oktober 2023.
Pelapor PBB menambahkan bahwa ini adalah kewajiban yang timbul dari Konvensi Jenewa 1949 untuk memastikan bahwa negara lain menghormati hukum humaniter internasional.
PM Mark Carney mengatakan Kanada akan meningkatkan belanja pertahanannya untuk mencapai target NATO sebesar 2% dari PDB.
MENTERI Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyampaikan harapannya agar Prancis menentang campur tangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus menemukan cara untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku siap mengundurkan diri. Dia menyebut bakal mundur jika Ukraina diterima dalam aliansi militer NATO.
PERDANA Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa pihaknya siap dan bersedia untuk mengerahkan pasukan perdamaian Inggris ke Ukraina.
Sekretaris Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan keanggotaan Ukraina di NATO tidak realistis dan pasukan Eropa harus mengamankan Ukraina pasca-perang, tanpa melibatkan AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved