Rabu 25 Januari 2023, 14:29 WIB

PBB dan Taliban Bahas Hak Perempuan Afghanistan

Cahya Mulyana | Internasional
PBB dan Taliban Bahas Hak Perempuan Afghanistan

AFP/AHMAD SAHEL ARMAN
Perempuan di Afghanistan

 

KEPALA Bantuan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths mengunjungi Kabul, Afghanistan, pada Senin (23/1), guna menyuarakan keprihatinan atas hak-hak perempuan di berbagai bidang. Diskusi berlangsung antara Griffiths dan penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan bentukan Taliban, Amin Khan Muttaqi.

Bulan lalu, Taliban memerintahkan semua lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Afghanistan untuk tidak mengizinkan pegawai perempuannya bekerja. Perintah ini membuat banyak LSM, baik lokal maupun asing, menghentikan kegiatan operasional mereka di tengah krisis kemanusiaan selama musim dingin di Afghanistan.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Afghanistan, Griffiths mengangkat masalah pendidikan serta ketenagakerjaan perempuan dalam kunjungannya ke Kabul.

Sementara kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Afghanistan belum menanggapi permintaan komentar atas pertemuan tersebut.

Kedatangan Griffiths dilakukan menyusul kunjungan ke Afghanistan pekan lalu oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed. Kala itu, Amina menyatakan kekhawatirannya kepada pejabat Taliban di Kabul serta kota Kandahar atas pembatasan aktivitas perempuan dari pekerjaan dan pendidikan mereka.

Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Masuk SD

Saat bertemu Griffiths, Muttaqi meminta perwakilan PBB itu untuk berbagi informasi seputar pencapaian Pemerintahan Taliban ke komunitas global seperti pemberian amnesti umum untuk pihak oposisi. Ia meminta Griffiths untuk tidak berfokus pada keluhan terhadap pemerintahan Taliban.

Pernyataan lain dari pihak kementerian mengklaim Griffiths telah mengakui sektor keamanan di Afghanistan cenderung meningkat sejak penarikan pasukan asing pada 2021.

Sejauh ini, belum ada satu pun negara yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan sejak 2021. Banyak negara mendesak Taliban untuk terlebih dahulu memerhatikan hak-hak perempuan sebelum bisa mendapat pengakuan global.

Sejak Taliban berkuasa, sebagian besar anak perempuan dan wanita sudah tidak lagi bersekolah atau kuliah. Saat ini, kegiatan sekolah bagi perempuan di bawah kepemimpinan Taliban hanya diperbolehkan bagi siswa kelas 1 hingga 6 sekolah dasar.(Wionnews/OL-5)

Baca Juga

AFP

India Alami Krisis Curah Hujan

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 13:30 WIB
Curah hujan di India tercatat terendah sejak 2018 akibat el...
AFP

Armenia : Lebih dari 100 Ribu Orang Tinggalkan Nagorno-karabakh

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 10:55 WIB
Eksodus etnis Armenia hampir mengosongkan penduduk Nagorno-Karabakh sejak serangan...
AFP

Mohamed Muizzu Raih Kemenangan di Pemilihan Presiden Maladewa

👤Cahya Mulyana 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 10:45 WIB
Kemenangan Mohamed Muizzu dalam pemilihan Presiden Maladewa dikhawatirkan memperburuk hubungan dengan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya